Cast:
Cho Kyuhyun
Cho Kyuhyun
Kim Minji (OC)
And others
.
.
Genre:
Fluffy
Romance
.
.
Rate:
Teenage
.
.
Warn:
Weird romance
.
.
Squishy
warm and soft like a marshmallow
.
.
Himsenkangminji
2017
.
.
Duduk di kursi tunggu dengan
view orang berlalu lalang dan dinding
kaca, kaki kecil itu tidak akan kuat untuk berdiri lama seperti para penunggu
di depan. Menikmati sekotak susu coklat di tangan, menoleh ke samping saat
teman duduknya tiba-tiba bangkit.
"Minji-ya, oppa harus
pergi sebentar. Kau tunggu Kyuhyun disini saja,
ne?"
Berbicara saat mata sesekali melirik pada ponsel, anggukan kecil si gadis manis cukup membuat kadar beku-nya berkurang ternyata. Tersenyum setelah gumaman singkat terdengar.
"Eum~"
Melambaikan tangannya yang lucu saat sang oppa melangkah semakin jauh, anak pamannya itu mengubah warna rambutnya seminggu belakangan. Belum lagi tubuh over-weight yang selalu mengingatkan Minji pada ayahnya.
"Huft... bosan~" sudah hampir dua jam ia duduk, menghabiskan banyak snack saat orang yang ditunggu tak juga datang. Dan getaran ponsel baby blue di atas paha cukup mengalihkan perhatian.
Kyuyu adalah nama yang tertera, segera menggeser tombol hijau dan menempelkan benda itu ke telinga.
"Yak, eodiga??!" cemberut hingga menimbulkan suara yang melengking, dan kekehan menyebalkan di seberang sana benar-benar membuat kesal.
"Kau masih menungguku?"
"Jangan suruh aku menjemputmu lagi tahun depan~!"
Tawa yang sama kembali terdengar. Ini memang pertama Minji menjemput pria itu di bandara, dan lama tak berjumpa membuat Minji lupa kalau Kyuyu-nya itu menyebalkan.
"Aku tidak bisa pulang tahun ini, cuaca sangat buruk."
"Mwo?? Kenapa baru mengatakan sekarang..?"
Kalimatnya meninggi, bahkan rindu seketika musnah kala baritone itu berucap dengan sangat enteng.
"Ponselku mati, jadi tidak bisa menghubungimu lebih cepat. Mianhae."
"Alasan macam apa itu~” berpikir lelaki itu pasti sedang bersantai di negeri Paman Sam sana.
“Ya sudah. Aku mau pulang. Jangan menghubungiku lagi setelah ini! Berkencan saja dengan wanita-wanita seksi disana~!"
Sambungan telpon diputus sepihak, salahkan lelaki itu yang selalu berhasil membuat mood swing-nya rusak. Mendengus begitu sebal dan mematikan ponsel.
"Aigoo~ ada yang sedang cemburu, eoh?"
Dan Minji tidak tahu tentang suara nyata yang setahun ini hanya bisa ia dengar melalui sambungan elektronik, mendongak cepat untuk menemukan sosok pria dengan balutan mantel hangat. Duduk di sampingnya dan tersenyum.
"Lama menungguku, hm?"
Sebelah tangannya terangkat, mengusap lembut pipi gempal yang sangat ia rindukan. Mengecup singkat membuat mata sipit itu melebar dengan wajah yang seketika merah.
"Yak~"
Ini masih di bandara, dan seharusnya Minji masih kesal karena lelaki itu mengerjainya tadi. Pukulan kecilnya bahkan membuat Kyuhyun tertawa, menunduk saat lelaki itu menangkap tangannya dan menggenggamnya. Menatap pipi gempalnya yang semakin merona.
"Cha~ seharusnya kau yang memberiku bunga sebagai ucapan selamat datang.."
Sebuket bunga muncul, entah dari mana tapi Minji menerimanya antusias. Tersenyum menikmati aroma segar mawar sebelum mendongak dengan wajah yang sudah berubah.
"Kau saja menyebalkan untuk apa aku mengucapkan selamat datang~"
Bahkan Minji dibuat menunggu sangat lama, "pesawatku harus delay, sayang.." alasan yang tak cukup kuat untuk membuat bibir itu berhenti cemberut.
"Memang kau tidak merindukanku, hm?"
"Ani~!" jawaban yang sangat tegas, dan menggoda gadis itu adalah hal yang paling menyenangkan.
"Benarkah?" bahkan wajah sebalnya seketika melunak, mendekat sampai menjatuhkan kepala pada dada lebar Kyuhyun. Tentu saja membuat pria itu tersenyum penuh kemenangan.
"Jadi..?"
"Bogoshippeo-yo," hanya gumaman kecil, dan lengan kekar yang mengungkung pundak kecilnya membuat Minji merasa nyaman.
"Nado bogoshippeo.." menenggelamkan tubuh kecil itu dalam rengkuhan, sesekali menunduk untuk menyesap aroma orange dari sampo yang dipakai gadisnya. Mengusap lembut rambut berkuncir yang lebih panjang dari yang diingat Kyuhyun setahun lalu.
"Kalau hari ini kau tidak jadi pulang, aku akan berkencan dengan Kibum oppa!"
Tersenyum saat mengecup puncak kepala si manis, "memang kemana dia sekarang?" bahkan Kyuhyun tak berniat mengerjai kalau namja Kim itu tidak bangkit untuk berdiri.
"Molla~ dia hanya bilang akan pergi sebentar," yang sebenarnya sudah Kyuhyun perintahkan lelaki itu untuk pulang.
"Oh ya, Kyu," mendongak untuk menatap yang lebih tinggi, tetap menyandarkan kepala karena sandaran empuknya benar-benar terasa hangat.
"Kau harus mentraktirku es krim~" perjanjian yang disepakati setahun lalu, menatap kesal karena lelaki itu terlalu lama kembali padanya.
"Uang mukaku mana?"
Dan Minji tidak terlalu ingat tentang perjanjian uang muka atau sejenisnya, karena biasanya mengambil jatah es krim pada Kyuhyun itu adalah gratis.
Tapi,
Cup~
Kyuhyun bilang kalau Minji menciumnya, ia akan melakukan apapun.
.
.
Menatap dari jauh punggung
mungil yang tengah menata gelas di atas meja, merasa gadis dengan sweater rainbow bergaris disana benar-benar seperti marshmallow yang
menggiurkan.
Plak!
"Jangan hanya menatapnya sosisku gosong!!"
Meringis saat kepala Kyuhyun ditoyor berlebihan, tidak seperti nuna seenaknya itu membantu dengan cemooh. Bersedekap di dada saat Kyuhyun berkutik dengan panggangan.
"Seperti kau tidak pernah merindukan Kim hyung saja," lagipula kakak iparnya itu sedang ada pekerjaan di Busan, jadi tidak ada yang menjinakkan saudaranya.
"Ck~ bahkan kalian bermesraan di bandara, apa kau masih tidak merasa puas?"
Mengalihkan pandangan saat Ahra memandangnya tak habis pikir, memilih membalik potongan daging yang ditata sejajar. Lagipula apa salahnya memandangi kekasih sendiri?
"Apa ini sudah matang?" mengangkat satu sosis untuk memperhatikan warnanya yang kecoklatan.
"Cha! Kau duduk saja, keluarga kita sudah berkumpul." Ahra mengangkat piring, mengambil alih capitan di tangan Kyuhyun dan mengusir dengan desisan.
Hamparan tanah luas di belakang rumah mereka memang kerap dijadikan sebagai tempat berkumpul keluarga besar. Dan selain orang tua Minji dan mertua nunanya, Kim Kibum dengan rambut pirang disana cukup menganggu pemandangan.
"Oppa~ duduk bersamaku..!"
Mengapit lengan Kibum untuk menarik lelaki itu duduk di kursi terdekat, bahkan Kyuhyun yang baru datang sama sekali tidak diperhatikan. Memilih duduk di samping umma terhalang meja dengan gadisnya - yang lebih perhatian pada pria lain.
"Kyu~" spontan mendongak ketika suara itu memanggil.
"Air..."
Menatap sesaat air putih yang tersisa setengah, terpaksa berdiri saat Kyuhyun harus menuangkan air dengan hati-hati. Minum air sebelum makan adalah satu pola yang diterapkan Minji sejak lama, dan kebetulan tempat air berada lebih dekat dengan lelaki itu.
"Cha~ selamat makan..."
Selanjutnya selain dialog ringan antar tiga keluarga tidak ada yang menarik bagi Kyuhyun, sesekali mengalihkan pandangan ketika tawa menggemaskan terdengar di seberang. Dan mata dengan garis melengkung itu membuat Kibum seolah kehilangan sosok snowman-nya.
"Unnie, aku ingin yang manis-manis~" adalah rengekan yang sudah lama tak Kyuhyun dengar, dan sayangnya posisinya terlalu jauh untuk menarik hidung kecil itu.
"Kka~ di dalam banyak softcake dan es krim."
"Es krim?"
Padahal baru dua jam lalu gadis itu membajaknya es krim, sepertinya Kyuhyun harus membatasi kadar gula yang dikonsumsi gadisnya. Tubuh yang tak bisa lagi bertambah tinggi itu hanya akan semakin menggemaskan.
"Kau tidak ingin ikut, Kyu?"
Menghabiskan air dalam satu tegukan, tidak seperti Kyuhyun akan sudi berbagi Minji dengan Kibum. Bahkan lelaki itu menang banyak karena dapat perhatian dari gadisnya, dan seharusnya gadis manis itu sadar dengan siapa cincinnya terikat.
.
.
"Kyuyu~"
Menjatuhkan diri di sofa yang lebih dulu diisi lelaki dengan tangan sibuk memencet tombol psp, memanjangkan kepala sampai menutupi layar kecil benda itu.
"Sayang, jangan menggangguku.." dan lelaki itu akan lebih memilih kekasih fatamorgananya daripada yang nyata, bergeser ke sudut untuk melanjutkan perang dengan monster jelly.
"Yak~ aku kan hanya ingin melihat..." bersidekap di depan dada, tidak seperti Kyuhyun akan memilih dirinya dan meninggalkan mainan jelek itu. Lagipula seharusnya Minji menghilangkan benda itu saja dari pandangan kekasihnya.
"Ingin melihat, hm?"
Dan lengan kekar yang mengapit pundak kecil Minji dari belakang itu membuat sang pemilik terkejut, segera menoleh untuk menemukan Kyuhyun yang berjarak sangat dekat.
"Eum~" tersenyum saat sepasang tangan kecil melingkar tak sampai di pinggang lebar Kyuhyun, kembali menyambung permainan saat gadis itu menyandar sepenuhnya padanya.
"Ku pikir masih sibuk dengan Kibum," hanya melirik saat Minji mendongak, bahkan dua orang itu bersuap-suapan es krim tadi.
"Kibum oppa sudah pulang," dan seharusnya kata oppa juga menjadi milik Kyuhyun.
"Ahra unnie juga sedang sibuk.." lagipula penampilan Minji yang manis bukan karena ia memiliki kadar girly yang tinggi, Kyuhyun saja yang suka membelikannya baju yang lucu-lucu. Ia bahkan akan merengek pada Kyuhyun jika ingin makan ramyun.
"Jadi kau kesini untuk menggangguku?"
"Aniyo," kembali mendongak dan menggeleng, tampak sibuk saat sweater kebesaran itu membuat tangan mungilnya kesulitan merogoh saku celana.
"Tada~" menunjukkan stainless kecil yang berhasil membagi konsentrasi Kyuhyun.
"Untuk apa benda itu?" tidak seperti Kyuhyun orang bodoh yang tidak tahu kegunaan alat pemotong kuku.
"Ahra unnie bilang kukumu sudah terlalu panjang, jadi harus dipotong. Cha~"
Merampas tiba-tiba psp yang masih dimainkan Kyuhyun, tentu saja mendapat teriakan tidak terima dari sang pemilik. Dan Minji tak mau ambil pusing, duduk bersila menghadap Kyuhyun sebelum melebarkan selembar tisu di antara mereka.
"Kukumu tidak boleh panjang, nanti meyakitiku."
Menarik jemari besar itu untuk berjarak lebih dekat, memotong dengan teliti satu persatu kuku yang sebenarnya tidak sepanjang yang Arha ceritakan. Bahkan Kyuhyun memelihara baik kukunya, hanya saja malas terlalu nyaman bersemayam pada lelaki itu.
"Aku mana pernah menyakitimu," berpisah untuk sekolah satu tahun saja selalu membuat Kyuhyun ingin pulang setiap hari ke Korea. Dan selain menatap penuh cinta kekasih yang tiba-tiba menjadi sangat perhatian, dalam hati Kyuhyun juga berterima kasih pada nuna-nya yang memiliki ide konyol.
"Tapi kau pernah membuatku menangis~" kejadian pertama kali mereka bertemu, Minji menabrak lampu jalan dan ditertawakan habis-habisan oleh lelaki itu.
"Kau saja yang cengeng," bahkan gadis bodoh yang menangis setelah menabrak lampu jalan itu benar-benar membuat Kyuhyun bertekuk lutut.
"Itu karena kau jahat~!" mendongak untuk menampakkan wajah cemberutnya yang menggemaskan, menjauhkan tisu dan pemotong kuku yang terasa mengganggu.
"Eotthae?"
Kembali menyandar nyaman pada dada hangat Kyuhyun, memandangi sepuluh jari yang terlalu jauh berbeda dengan jemari mungilnya.
"Hm.., gomawo-yo." dan mendapat kecupan singkat di pipi kiri.
"Tidak bermain game lagi?" bertanya saat pipi menempeli mantel hangat Kyuhyun, biasanya lelaki over-gaming nya ini tidak bisa lama berpisah dengan benda persegi itu.
"Ani, memelukmu jauh lebih menyenangkan." mengukung erat sampai gadis itu dapat mendengar detak jantungnya, kekasih tanpa nyawanya itu mana mungkin dapat sehangat gadis kecil semanis marshmallow ini.
"Pesawatmu kapan berangkat?" hal yang berhasil membuat lelaki itu menghentikan pergerakan, cukup tidak menyangka akan pertanyaan gadisnya.
"Besok pagi," dan Kyuhyun hanya menjawab dengan nada pelan, merasa gadis itu mengangguk saat tangannya mengeratkan rengkuhan.
"Berarti kita masih punya..." menghitung dengan jemarinya yang lucu, "cukup waktu untuk bersenang-senang~!"
Kyuhyun tersenyum, begini saja sudah bisa membuatnya bertahan hidup di Amerika setahun ke depan sebenarnya.
"Kuliahmu bagaimana?" dan membahas tentang yang baru saja menyelesaikan semester pertamanya memang lebih baik.
"Tidak buruk.." meski masih banyak hal yang belum otak kecil Minji mengerti selama enam bulan terakhir.
"Sepertinya aku harus belajar lebih rajin~"
Dihadiahi kecupan lalu anggukan oleh sang kekasih, "jadi kau bisa cepat lulus dan aku bisa menikahimu."
"Yak~"
Pipi Minji tetap saja tidak tahan menghadapi godaan menyebalkan Kyuhyun, memerah begitu menggemaskan saat tangannya memukul tak kentara. Berbicara tentang masa depan dan hal yang terlalu jauh dengan lelaki itu hanya akan membuat kupu-kupu berterbangan di perutnya.
"Akan ada pesta kembang api tahun baru nanti. Karena kau tidak bisa pulang, jadi aku dan Kibum oppa akan-"
"Aku akan pulang."
Minji mendongak, berbagi tatap untuk beberapa saat. Entah kenapa nada penuh kepastian itu malah meragukan baginya.
"Tapi bukannya kau-"
"Aku akan pulang, sayang. Kau tenang saja. Aku pasti pulang."
Kembali menyandarkan kepala itu pada dadanya yang bidang, Kyuhyun belum gila untuk merelakan kekasihnya menikmati tahun baru bersama lelaki lain. Melihat Minji mengajak bicara Kim Kibum saja sudah membuatnya cemburu setengah mati.
"Aku senang kalau kau bisa pulang, tapi bukannya kau bilang kau ada riset?"
Mendongak untuk mendapat kepastian, lelaki yang tak pernah absen menelponnya setiap malam ini memang pernah bilang kalau ia akan menyelesaikan proyek besar akhir tahun nanti.
"Gwenchana, aku bisa menyelesaikannya lebih cepat." hanya tinggal menulis suntingan akhir dan sisanya titipkan pada Max.
"Kau yakin?"
Mengacak gemas sebelum melayangkan ciuman sayang pada rambut hitam itu, "kau bisa menciumku kalau aku tidak menepati janji."
"Ish~"
Bahkan Kyuhyun tidak sabar menunggu tahun baru untuk melihat lagi pipi memerah itu, berpelukan saat tidak ada Kim Kibum maupun Ahra yang mengganggu.
"Saat kembang api tahun baru nanti, kau harus menciumku arra~?"
"Yak~ Kyu~!"
Tapi memang Kyuhyun saja yang mesum, menggoda saat Minji sama sekali tidak bisa mengontrol rona di pipi. Lagipula tahun lalu memang tidak ada pesta kembang api, dan sebenarnya Minji ingin mengajak sang kekasih pergi ke Namsan tahun ini. Kyuhyun belum pernah membawanya berkunjung dan mengunci nama di menara tinggi itu.
"Lihat ini.. kau terlalu banyak makan daging.."
Menarik sebelah tangannya yang mulai dipenuhi bintik, bahkan leher kecil itu juga memerah akibat garukan Minji. Alergi yang sama sekali tak diindahkan gadis kecil itu, dan sialnya Kim Kibum yang tidak peka malah terus menyodorkan daging pada gadisnya.
"Hehe~ aku kan juga ingin makan daging..." memasang wajah cemberut yang membuat Kyuhyun kalah telak.
"Aku tahu.., tapi kau akan gatal-gatal nantinya. Sudah, jangan terlalu banyak makan daging, tubuhmu itu sudah punya banyak daging."
Atau mungkin hanya seonggok daging kecil yang diberi tulang-tulang pendek sehingga membentuk gadis lucu semanis kekasihnya.
"Ah, dan es krim." peraturan tiba-tiba yang membuat Minji menatap bingung.
"Kau itu sudah manis, jadi tidak perlu makan es krim lagi. Kau mau aku memakanmu karena kau terlalu manis, eoh?"
"Yak~ bagaimana mungkin~!" menjerit begitu kesal, tidak seperti Kyuhyun adalah kanibal yang rela memakan kekasih sendiri.
"Tapi kau itu memang sangat manis, sayang..."
Tertawa saat menarik pipinya yang super tembam, marshmallow Kyuhyun ini memang terlalu berdosa untuk dibagi dengan orang lain. Bahkan pukulan tak bertenaga itu membuat wajahnya semakin manis, menjatuhkan kepala dan memeluk lagi pinggang lelakinya yang lebar.
"Aku mengantuk, Kyu.."
Padahal baru saja Kyuhyun ingin mengajaknya menikmati es krim, terlalu lama menghirup fresh-mint dari Kyuhyun rupanya mendatangkan kantuk.
"Ja~ tidurlah..." dan lelaki itu melarikan sebelah tangan untuk mengusap lembut puncak kepala yang seharum buah-buahan.
"Biarkan aku memelukmu, ne?"
"Arra.. jaljayo."
Lagipula besok Minji harus mengantar Kyuhyun ke bandara, membawa gadis itu jalan-jalan hanya akan membuatnya kelelahan.
"Hm~ jaljayo, Kyu.." terlalu mudah untuk Minji berlabuh ke alam mimpi, dan kecupan hangat di atas anak rambutnya mendatangkan bunga tidur yang begitu indah.
"Saranghae.."
Mengecup lama rambut hitam yang memiliki aroma memabukkan. Minji hanya mengangguk di dadanya, terlalu sulit membuka suara.
"Na-do.."
Selanjutnya hanya deru nafas teratur dari yang terkasih yang memenuhi pendengaran Kyuhyun.
.
.
Mengusap teratur punggung
kecil yang terperangkap sepenuhnya dalam kungkungan, Kyuhyun sedikit pun tidak
mengantuk, ia tidak biasa tidur siang. Dan menatap lagi wajah damai yang tengah
berlabuh di alam mimpi membuatnya semakin terjaga.
Membayangkan satu tahun lagi hidupnya harus berlalu tanpa gadis kecil ini. Kyuhyun kadang rindu memeluknya, mengusap pipi chubby yang menghantuinya setiap malam.
"Kyu," dan membayangkan gadis itu menjadi orang pertama yang memenuhi pandangan ketika ia bangun.
"Kyuhyun-ah."
Kyuhyun menoleh, mencoba lepas dari jerat pesona Minji yang memenuhi pikiran. Menemukan Ahra berdiri di belakang sofa yang mereka duduki, menampaki wajah gadisnya yang tertidur pulas.
"Dia sedang tidur?"
Mengangguk sebagai jawaban, sama sekali tak berniat merenggangkan lingkaran tangan di pinggang kecil Minji.
"Kenapa kau tidak membawanya ke kamar? Kau tahu, tidur dengan posisi duduk itu sangat tidak nyaman dan-"
"Diamlah."
Balas melempar deathglare pada nuna kesayangan, bahkan Kyuhyun tidak minta pendapatnya tentang tidur dengan posisi duduk. Lagipula rasa dingin bisa diatasi dengan tubuh besar Kyuhyun, kalau perlu ia akan jadi selimut untuk menghangatkan gadisnya.
"Cih, dasar pecinta skinship berlebihan."
Membiarkan Ahra berlalu menaiki anak tangga, setidaknya pengganggu quality time mereka sudah hilang. Kembali menatap Minji yang sama sekali tak tampak terusik, membuat Kyuhyun menyunggingkan senyum. Gadisnya ini kalau sudah tidur memang tidak akan menyadari apapun, bahkan ketika Kyuhyun mencuri ciuman pertamanya.
"Tahun baru nanti, aku akan pulang untukmu, sayang.."
Tidak peduli dengan kemungkinan terburuk Kyuhyun akan mengulang satu semester, ia perlu bertemu pemilik hatinya, ini darurat. Lagipula ia masih terlalu muda untuk lulus tahun depan.
"Kita hanya perlu menunggu sampai waktu itu datang.."
- lalu setelah aku lulus dan
mendapat gelar, aku akan melamarmu.