Sabtu, 29 April 2017

Bath Up



Cast:
Cho Kyuhyun
Kang Minji

.

Genre:
Fluffy

.

 Rate:
Teenage

.
.

I treat you like a baby

.
.

Cklek~

Membuka pintu kayu yang tak dikunci sang pemilik, ruangan berdinding biru dan awan-awan kecil itu menjadi tempat beristirahat kekasihnya. Menemukan gadis manis yang tengkurap di atas ranjang, tampak serius memainkan game ponsel.

"Kau tidak turun, sayang?" mendekat ketika gadis itu menggeleng singkat, keluarganya sedang sarapan di bawah.

"Aku malas, Kyu." menjadi penyebab tingkahnya begitu manja, tak bisa melakukan apapun selain merengek.

"Lalu kau tidak sarapan?" duduk di bibir kasur, gadis itu masih saja enggan menatapnya. Sibuk menanam padi di ladang dalam ponsel.

"Aku akan sarapan, tapi nanti kalau aku sudah sangat lapar." lalu menangis karena asam lambung sudah naik, gadis ini tipikal yang tidak peduli pada kesehatan sendiri.

"Ayahmu bilang kau harus turun," yang beberapa bulan lagi akan menjadi ayah Kyuhyun juga, tak bisa membayangkan betapa sabar lelaki itu menghadapi sifat malas gadis ini.

"Nde~" mengangguk sebagai jawaban, "Appa tidak akan mau mengantarkan sarapan ke kamarku, dia bilang nanti aku akan selalu makan di kamar. Padahal kan kalau aku terlambat sarapan aku akan sakit."

Cukup sadar untuk -seharusnya- menjaga kesehatan, tapi malas dan bermanja pada orang lain itu semacam hobi yang sudah menjadi pola hidup.

"Kalau begitu kita turun sekarang, kajja. Minji-ya." dan kalau sudah namanya dipanggil, artinya Kyuhyun tidak sedang main-main. Menarik pelan tangan kecil itu untuk bangkit.

"Ah... aku malas, Kyu~" gadis itu merubah posisi menjadi telentang, menjauhkan tangan dari genggaman Kyuhyun. Lalu kembali fokus pada kegiatan bercocok tanam di ponsel pintarnya.

"Kau akan sakit, sayang.." dan lelaki itu menghela nafas, melihat yang dikhawatirkan begitu acuh. Hidupnya tidak akan tenang jika gadis ini terbaring lemah dengan wajah pucat.

"Lalu kenapa tidak kau saja yang mengambilkan sarapan untukku?" ide brilian yang muncul tiba-tiba, kalau tahu sejak dulu saja Minji buat lelaki itu menemuinya setiap pagi.

"Kau belum mandi?" dan yang diperhatikan Kyuhyun adalah piyama baby blue yang masih membungkus tubuh kecil itu, membuat pemiliknya mengangguk ringan.

"Belum." menjawab seolah setengah jam lalu bukan ia yang merengek untuk minta jalan-jalan.

"Tapi aku sudah sikat gigi dan cuci muka," yang setidaknya menjadi sedikit sisi peduli Minji akan kebersihan diri.

"Bukannya kau bilang kita akan berkeliling?" bahkan Kyuhyun rela membatalkan rapat dengan perusahaan Amerika, meluncur melewati kantor demi yang menelponnya pagi-pagi.

"Itu kan dua jam lagi, Kyu.. aku masih punya banyak waktu untuk mandi." tidak seperti jam mandi gadis ini adalah sebentar, belum lagi sesi bermain dengan busa dan air.

"Lagipula ini sangat dingin~ nanti aku kedinginan kalau mandi.." yang berhasil membuat Kyuhyun tertawa kecil, kamar mandi gadisnya ini bukan yang keran air panasnya sering mati.

"Akan ku siapkan air panas."

"Oh! Aku ingin di bath up! Dengan busa yang sangat banyak!"

Dan kecintaan gadis itu terhadap air dan busa memang mengalahkan musim yang ekstrim, tapi ia akan menjadi sangat pemalas jika harus menyiapkannya dengan tangan sendiri.

"Arrasseo."

.
.

Keluar dari kamar mandi dan menemukan gadisnya masih berguling di atas tempat tidur, menoleh dan segera duduk saat Kyuhyun mendekat.

"Mandilah, aku akan mengambilkan sarapanmu di bawah." yang segera mendapat sorak gembira dari sang kekasih.

"Gomawo~" dihadiahi pelukan sebagai balas jasa lelaki itu, membuat Kyuhyun mengembangkan senyum. Merasa tak dibayar pun ia rela untuk menjadi budak gadisnya.

"Sama-sama, sekarang mandilah." melepas rengkuhan tubuh yang sebenarnya sudah wangi, mendapat anggukan patuh dari yang mulai turun dari ranjang.

"Oh, aku mau buah stroberi, Kyu. Susu vanilla dan roti panggang dengan selai coklat!"

Kembali tersenyum saat mengusap puncak kepala itu, "arra.. mandilah." dan melihatnya menghilang di balik pintu kamar mandi.
 
.
.

Datang lagi setelah lima belas menit, pesanan gadis itu termasuk kategori spesial dan sulit. Kyuhyun bahkan harus ke minimarket terdekat untuk membeli susu vanilla dan stroberi, karena biasanya gadisnya itu tidak terlalu pemilih.

Belum lagi dua calon mertua yang mengajaknya bicara. Memuji karena ia terlalu berbakti pada gadis manja mereka. Tidak tahu saja Kyuhyun dihadiahi pelukan atas pekerjaannya.

Sebelah tangannya membuka pintu kamar, yang keadaannya masih sama seperti ketika Kyuhyun tinggalkan, bahkan bunyi shower pun tak terdengar. Dan cekikikan kecil dari pintu tunggal dalam ruangan itu membawa Kyuhyun mendekat.

Tok.. Tok..

"Sayang?" memastikan apakah ia harus masuk ke dalam atau tetap menunggu di luar.

"Oh, Kyu~ masuklah..." membuat lelaki itu mau tak mau harus mendorong pintu, menemukan gadisnya sudah tenggelam dalam bak putih di ujung ruangan. Bermain dengan busa yang menyisakan kepala.

"Kau belum selesai mandi?" mendekat lalu duduk di pinggir bath up yang menyembunyikan tubuh sang kekasih, gadis itu menerima antusias ketika Kyuhyun menyerahkan sepiring roti sesuai pesanan.

"Kau saja yang datang terlalu cepat."

Mulutnya menyumpal, tak begitu peduli tentang tangan yang masih disinggahi busa. Bergerak kecil untuk meraih susu di atas nampan, membuat kain lebar yang mengait pundak kecilnya cukup terlihat. Dan Kyuhyun membuang nafas lega, memalingkan wajah saat Minji mengernyit.

“Waeyo?” yang hanya dibalas gelengan singkat dari lelaki itu, dan Minji yang acuh kembali menikmati sarapan. Tak tampak terganggu ketika Kyuhyun menatapnya.

"Ikat rambutmu dengan benar, sayang.." melupakan rasa syukur karena gadisnya masih berpakaian dalam bath up, Kyuhyun meletakkan nampan di tempat semacam meja kecil di samping Minji. Tak perlu mengeliling karena tangan panjangnya mampu mencapai benda itu dengan mudah.

Duduk di belakang gadis itu untuk merapikan ikatan rambut yang berantakan, meski sebenarnya mengikat rambut sendiri pun belum pernah Kyuhyun lakukan. Tapi beberapa kali melihat Minji mengikat rambut di hadapannya cukuplah membuat Kyuhyun mengerti cara memutar benda elastis itu.

"Aku kan juga akan mandi, Kyu~ rambutku pasti akan basah.." dan gadis itu menatap tidak mengerti Kyuhyun yang membuat rambutnya lebih rapi.

"Aku tahu, jadi cepatlah selesaikan mandimu. Kita harus jalan-jalan, kan?"

Mendapat delikan sebal dari yang kini mendongak untuk menatapnya, "aku belum puas main air, tahu~" bahkan di musim panas gadis ini selalu menariknya ke pantai atau water park terdekat.

"Lagipula kalau kita segera jalan-jalan, nanti hari ini cepat selesai.." menunduk membuat busa mencapai dagu kecilnya, sedang Kyuhyun menatap bingung di belakang.

"Kau kan harus bekerja lagi besok~" dan berhasil membuat lelaki itu mengembangkan senyum. Minjinya ini mana puas bersenang-senang hanya sehari.

"Jadi kau ingin besok jalan-jalan lagi bersamaku, begitu 'kan?" berjongkok untuk menyamakan posisi dengan yang nyaman duduk di bath up, gadis itu mengangguk banyak ketika Kyuhyun mengusap sayang pucak kepalanya.

"Dan besok, dan besok, dan besoknya lagi~" menatap dengan matanya yang bening, membuat Kyuhyun tak tahan untuk tertawa kecil.

"Arra, kita akan melakukannya." tersenyum sebelum meraih nampan di samping gadis itu.

"Sekarang habiskan sarapanmu, ok?"

"Eum~" membiarkan tangan tersembunyi di dalam busa karena tenaga lelaki itu lebih bermanfaat, hanya perlu membuka mulut dan mengunyah saat Kyuhyun lebih telaten menyodorkan makanan. Tersenyum setiap kali Minji menatapnya.

"Kau harus makan teratur, jadi tidak sakit.." meski makan banyak pun tak membuat tubuh gadisnya jadi lebih besar atau sakit akan membuat tubuh itu mengecil, tapi kesehatan tetap harus diutamakan.

"Aku sudah makan teratur, Kyu~" mengingat bagaimana lelaki ini menghubunginya setiap kali waktu makan datang.

"Tapi kau terlalu malas.. kau seharusnya pergi ke dapur kalau merasa lapar."

Karena yang mengantar sarapan dan menyuapinya sampai ke kamar mandi begini hanya dilakukan oleh Kyuhyun. Entah terlalu memanja atau terlalu cinta, Kangin ayahnya bahkan membiarkan Minji sakit agar berpikir lebih dewasa.

"Arrasseo~" dan anggukan malas itu tak akan menepati keinginan Kyuhyun, memilih diam saat gadis itu meraih gelas susu dan meminumnya sampai habis.

"Aku tidak tahu kalau Eomma membeli susu vanilla," bahkan yang setiap pagi mewarnai meja makan adalah susu coklat, ibunya tak lagi menggonta-ganti rasa setelah ayah Minji menolak minum susu stroberi.

"Tentu saja aku yang belikan~ orang tuamu menertawakanku karena kau kerjai." menatap kesal Minji yang kini ikut tertawa, membuat Kyuhyun tak bisa memasang wajah sebal lebih lama. Mata dengan garis melengkung itu selalu membuatnya tersenyum.

"Aku hanya mengucap asal-asalan, kau saja yang terlalu percaya. Lagipula aku lebih suka susu coklat." yang membuat Kyuhyun antara menyesal atau sebaliknya, tapi kata lebih bukan berarti Minji tidak suka susu vanilla, kan?

"Geundae gomawo~ kau melakukannya untukku~" mendapat senyum yang membuat Kyuhyun tak tahan mengacak gemas anak rambut itu, menyuapkan stroberi terakhir sebelum mengusap sayang puncak kepala gadisnya.

"Kita akan segera jalan-jalan, jadi selesaikan mandimu, arra?"

"Nde~" mengangguk dan mendapat ciuman di pipi kanan, lelaki itu sangat mirip dengan pelayan jika sedang memegang nampan. Tersenyum ketika Minji memberinya lambaian tangan.
 
.
.

Membuka air dari wastafel untuk membersihkan peralatan makan gadisnya. Rumah tampak sepi saat Kyuhyun turun, menandakan sang calon mertua sudah pergi untuk bekerja.

Ia pun juga harus bekerja sebenarnya, menghadiri banyak rapat agar paling tidak satu anak perusahaan dipercayakan kepadanya. Tapi daripada meninggalkan pujaan hati demi tahta, Kyuhyun lebih memilih meninggalkan segalanya.

"Aigoo~ yang sudah sangat siap menjadi kepala rumah tangga." teguran yang berasal dari pintu dapur, lelaki tinggi dengan lipatan tangan di depan dada.

"Kau datang?"

"Wae? Tidak seperti aku hidup menumpang di rumahmu, Cho." menjawab sakratis pertanyaan Kyuhyun.

"Ini rumahku, tentu saja aku berhak pulang. Ck!" dan Kyuhyun sudah cukup hapal tingkah lelaki itu, Kim Heechul yang entah kenapa begitu membencinya.

"Aku akan keluar bersama Minji, hyung." setidaknya syarat utama menjadi adik ipar yang baik sudah coba dilakukan oleh Kyuhyun.

"Aku tahu. Kau akan menculik Minji setiap kali kau muncul di rumah ini." atau mungkin memang pembawaan Heechul yang tidak pernah santai, selalu berucap dengan nada tak bersahabat.

"Makan ini." meletakkan kotak kecil di atas meja makan, "kau akan ke kamar Minji, jadi berikan itu padanya."

Dan meski tak suka Kyuhyun, Heechul tetap peduli dengan hubungan adiknya. Memilih pergi daripada melihat romansa picisan dua orang itu di rumah.

.
.

"Sayang, aku boleh masuk?" mengetuk pelan pintu yang menyembunyikan si gadis manis. Kyuhyun sudah meminta gadis itu untuk menyelesaikan mandi, dan melihat barang titipan Heechul membuatnya tidak bisa menunggu lebih lama.

"Wae, Kyu?" dan gadis itu membuka pintu dengan rambut berantakan, sama sekali bukan pemandangan yang buruk karena jelek pun tak pernah ada di kamus gadisnya.

"Tadi oppamu datang," menyerahkan paper bag yang segera di sambut gadis itu.

"Lalu dia pergi lagi?" hal yang bahkan sudah Minji hapal di luar kepala, terlalu banyak teman untuk hang out membuat lelaki itu jarang di rumah.

"Ya, dia hanya bertitip ini padaku." mengusap puncak kepala yang kini menunduk dengan wajah sedih.

"Kka~ kita keringkan rambutmu. Kita juga harus jalan-jalan, kan?" dan Kyuhyun menuntun gadis itu menuju meja rias, tak terlihat ada susunan peralatan make up. Belajar dari kekasih Myungsoo yang menyimpan alat make up nya dalam laci di bawah meja.

Mengusap sayang rambut sepundak ketika pemiliknya sibuk membuka paper bag, menampakkan wajah takjub lucu menemukan muffin hangat yang menggiurkan. Tampak menikmati pekerjaan Kyuhyun yang mengeringkan rambutnya di belakang.

"Dimana kau menyimpan hair dryer?"

Handuk saja tak cukup untuk menghilangkan basah di rambut wangi itu, mengikuti petunjuk kaki kecil belum terbungkus kaus untuk mengambil benda dengan suara memekakkan di dalam lemari kecil.

"Suaranya sangat berisik, Kyu. Aku tidak suka memakainya."

Beradu tatap melalui kaca besar di hadapan, Minji hanya perlu duduk manis dan menghabiskan muffin sebagai permintaan maaf Heechul. Sedang Kyuhyun mulai menghidupkan benda pengering itu.

"Kau memang tidak boleh memakai benda ini terlalu sering, nanti rambutmu rusak."

Bahkan rambut yang tak pernah diwarnai itu seribu kali lebih sehat dari rambut dicat Kyuhyun, mengeluarkan aroma buah segar seolah ada buah yang sedang matang di atas kepalanya.

Dan selain bunyi bising dari mesin pengering, lelaki dengan wajah serius di belakang Minji tampak menggunakan hair dryer dengan sangat baik. Membuat gadis itu mengernyit.

"Kau pernah bekerja di salonnya Sungmin oppa ya, Kyu?" yang membuat lelaki itu segera tersenyum.

"Aniyo."

Pergi ke salon saja hanya ketika masa orientasi di sekolah menengah, dan mengeringkan rambut sendiri ia lakukan menggunakan kipas angin. Membayangkan sebelumnya memegang hair dryer untuk Ahra pun ia tak sudi. Entahlah, mengeringkan rambut Minji seperti mendapat bimbingan langsung dari naluri.

"Cha, selesai~"

Mengembalikan tombol mesin menjadi off, Minji hanya menjadi penonton dengan wajah imut melihat Kyuhyun meyimpan hair dryer di tempat asal. Merasa rambutnya benar-benar kering dalam sekejap.

"Aigoo~ cantiknya kekasihku..." menatap yang rambutnya sedang tergerai berantakan. Kyuhyun mengambil sisir, membalik tubuh kecil itu untuk berhadapan. Bergerak pelan untuk merapikan rambut lembut kekasihnya.

"Kenapa kau tidak menggerai rambutmu saja, hm?"

Karena yang dilakukan gadis itu selama ini adalah menguncir mahkotanya. Meski tak membuat kadar manisnya berkurang, tapi membiarkan rambut itu tergerai akan membuatnya terlihat lebih dewasa.

"Aku tidak suka, Kyu, rasanya gerah dan menyebalkan. Aku tidak mengerti kenapa Sowoo eonni dan eonni-eonni yang lain bisa bertahan dengan rambut panjang dan tak diikat."

Atau mungkin karena ia yang terlalu manja, sehingga rambut pun akan menyebalkan jika membuatnya kepanasan atau menggelitik di leher.

"Lagipula bukankah aku sudah cantik?" memasang puppy pada yang kini tersenyum menatapnya. Persetan pada kesan dewasa dan semacamnya, imut jauh lebih membuat Kyuhyun jatuh cinta.

"Maja, kau yang paling cantik." mendapat tawa renyah membuat mata sipit itu menyisakan garis melengkung.

"Cha, sekarang ikat rambutmu."

Menyerahkan pengikat rambut di atas meja, Kyuhyun masih belum ahli untuk membiarkan tangannya bereksperimen dengan rambut hitam itu. Lagipula memperhatikan yang tengah bergelut dengan ikat rambutnya adalah pemandangan terbaik.

Mengambil kain lembut untuk membungkus kaki kecil yang mulai terasa dingin. Tersenyum saat Minji mengucapkan terima kasih dengan sangat manis.

"Kka." mengangkat tubuh kecil itu untuk mengajaknya berdiri, memasangkan topi hangat yang melekat sempurna pada kekasihnya. Membuat Kyuhyun segera menghela nafas.

"Aku selalu jatuh cinta pada pemandangan ini." menantang mata sipit yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang, Kyuhyun tak merasa hidupnya seberharga ini sebelumnya. Berhadapan dengan orang yang sedikit pun tak pernah membuatnya bosan untuk sekadar berbagi tatap.

"Kenapa kau selalu membuatku jatuh padamu, hm?" mengusap pipi lembut tanpa polesan baby powder. Karena bagi Kyuhyun yang tak begitu percaya kekuatan cinta, rasanya benar-benar gila ia setunduk ini pada seorang wanita. Melakukan apapun demi melihatnya tersenyum.

"Nan mollasseo." dan mata bening dengan tatapan polos itu adalah favorit Kyuhyun.

"Yang ku tahu, Kyuhyun-ie selalu menuruti semua keinginanku."

Berjinjit untuk melingkarkan tangan pada leher panjang lelaki itu, spontan membuat yang lebih tinggi menunduk dan merengkuhnya lebih erat. Kyuhyun bahkan selalu menginginkan ini, mengurung gadis itu dalam dekapan.

"Aku akan melakukan segalanya untukmu." kecuali mati atau gadis itu menginginkannya pergi dan merelakannya bersama orang lain. Itu sungguh hal yang mustahil.

"Gomawo.." bahkan tanpa terima kasih pun Kyuhyun akan melakukannya dengan senang hati.

"Saranghae." memejamkan mata dan menyandar nyaman pada yang kini mengangguk kecil, gadis dengan sweater peach ini sangat lembut seperti boneka.

"Nado... eumh, Kyu.."

"Hm?" hanya menggumam pelan, merasakan jantung mereka berdetak seirama di dalam sana.

"Kapan kita jalan-jalan?"