Cast:
Cho Kyuhyun
Kang Minji
.
Genre:
Fluffy
.
Rate:
Teenage
.
.
I treat you like a baby
.
.
Cklek~
Membuka pintu kayu yang tak
dikunci sang pemilik, ruangan berdinding biru dan awan-awan kecil itu menjadi
tempat beristirahat kekasihnya. Menemukan gadis manis yang tengkurap di atas
ranjang, tampak serius memainkan game
ponsel.
"Kau tidak turun,
sayang?" mendekat ketika gadis itu menggeleng singkat, keluarganya sedang
sarapan di bawah.
"Aku malas, Kyu."
menjadi penyebab tingkahnya begitu manja, tak bisa melakukan apapun selain
merengek.
"Lalu kau tidak sarapan?"
duduk di bibir kasur, gadis itu masih saja enggan menatapnya. Sibuk menanam
padi di ladang dalam ponsel.
"Aku akan sarapan, tapi
nanti kalau aku sudah sangat lapar." lalu menangis karena asam lambung
sudah naik, gadis ini tipikal yang tidak peduli pada kesehatan sendiri.
"Ayahmu bilang kau
harus turun," yang beberapa bulan lagi akan menjadi ayah Kyuhyun juga, tak
bisa membayangkan betapa sabar lelaki itu menghadapi sifat malas gadis ini.
"Nde~" mengangguk
sebagai jawaban, "Appa tidak akan mau mengantarkan sarapan ke kamarku, dia
bilang nanti aku akan selalu makan di kamar. Padahal kan kalau aku terlambat
sarapan aku akan sakit."
Cukup sadar untuk
-seharusnya- menjaga kesehatan, tapi malas dan bermanja pada orang lain itu
semacam hobi yang sudah menjadi pola hidup.
"Kalau begitu kita
turun sekarang, kajja. Minji-ya." dan kalau sudah namanya dipanggil, artinya Kyuhyun tidak sedang main-main. Menarik pelan tangan kecil itu
untuk bangkit.
"Ah... aku malas,
Kyu~" gadis itu merubah
posisi menjadi telentang, menjauhkan tangan dari genggaman Kyuhyun. Lalu kembali
fokus pada kegiatan bercocok tanam di ponsel pintarnya.
"Kau akan sakit,
sayang.." dan lelaki itu menghela
nafas, melihat yang dikhawatirkan begitu
acuh. Hidupnya tidak akan tenang
jika gadis ini terbaring lemah dengan wajah pucat.
"Lalu kenapa tidak kau
saja yang mengambilkan sarapan untukku?" ide brilian yang muncul
tiba-tiba, kalau tahu sejak dulu saja Minji buat lelaki itu menemuinya setiap
pagi.
"Kau belum mandi?"
dan yang diperhatikan Kyuhyun adalah piyama baby
blue yang masih membungkus tubuh kecil itu, membuat pemiliknya mengangguk
ringan.
"Belum." menjawab
seolah setengah jam lalu bukan ia yang merengek untuk minta jalan-jalan.
"Tapi aku sudah sikat
gigi dan cuci muka," yang setidaknya menjadi sedikit sisi peduli Minji akan kebersihan diri.
"Bukannya kau bilang
kita akan berkeliling?" bahkan Kyuhyun
rela membatalkan rapat dengan perusahaan Amerika, meluncur melewati kantor demi
yang menelponnya pagi-pagi.
"Itu kan dua jam lagi,
Kyu.. aku masih punya banyak waktu untuk mandi." tidak seperti jam mandi
gadis ini adalah sebentar, belum lagi sesi
bermain dengan busa dan air.
"Lagipula ini sangat
dingin~ nanti aku kedinginan kalau mandi.." yang berhasil membuat Kyuhyun
tertawa kecil, kamar mandi gadisnya ini bukan yang keran air panasnya sering
mati.
"Akan ku siapkan air
panas."
"Oh! Aku ingin di bath up! Dengan
busa yang sangat banyak!"
Dan kecintaan gadis itu terhadap air dan busa memang mengalahkan musim yang ekstrim,
tapi ia akan menjadi sangat pemalas jika harus menyiapkannya dengan tangan sendiri.
"Arrasseo."
.
.
Keluar dari kamar mandi dan
menemukan gadisnya masih berguling di atas tempat tidur, menoleh dan segera
duduk saat Kyuhyun
mendekat.
"Mandilah, aku akan
mengambilkan sarapanmu di bawah." yang segera mendapat sorak gembira dari
sang kekasih.
"Gomawo~"
dihadiahi pelukan sebagai balas jasa lelaki itu, membuat Kyuhyun mengembangkan
senyum. Merasa tak dibayar pun ia rela untuk menjadi budak gadisnya.
"Sama-sama, sekarang
mandilah." melepas rengkuhan tubuh yang sebenarnya sudah wangi, mendapat anggukan patuh dari yang mulai turun dari ranjang.
"Oh, aku mau buah
stroberi, Kyu. Susu vanilla dan roti
panggang dengan selai coklat!"
Kembali tersenyum saat
mengusap puncak kepala itu, "arra.. mandilah." dan melihatnya menghilang di balik pintu kamar mandi.
.
.
Datang lagi
setelah lima belas menit, pesanan gadis itu termasuk kategori spesial dan
sulit. Kyuhyun bahkan harus ke minimarket terdekat untuk membeli susu vanilla dan stroberi, karena biasanya gadisnya
itu tidak terlalu pemilih.
Belum lagi dua calon mertua
yang mengajaknya bicara. Memuji karena ia terlalu berbakti pada gadis manja
mereka. Tidak tahu saja Kyuhyun dihadiahi pelukan atas pekerjaannya.
Sebelah tangannya membuka pintu kamar, yang keadaannya masih sama seperti ketika Kyuhyun
tinggalkan, bahkan bunyi shower pun
tak terdengar. Dan cekikikan kecil dari pintu tunggal dalam ruangan itu membawa
Kyuhyun mendekat.
Tok.. Tok..
"Sayang?"
memastikan apakah ia harus masuk ke dalam atau tetap menunggu di luar.
"Oh, Kyu~
masuklah..." membuat lelaki itu mau tak mau harus mendorong pintu,
menemukan gadisnya sudah tenggelam dalam bak putih di
ujung ruangan. Bermain dengan busa yang menyisakan kepala.
"Kau belum selesai
mandi?" mendekat lalu duduk di pinggir bath
up yang menyembunyikan tubuh sang kekasih, gadis
itu menerima antusias ketika Kyuhyun menyerahkan sepiring roti
sesuai pesanan.
"Kau saja yang datang terlalu cepat."
Mulutnya menyumpal, tak begitu peduli tentang tangan yang masih disinggahi busa. Bergerak
kecil untuk meraih susu di atas nampan, membuat kain lebar yang
mengait pundak kecilnya cukup
terlihat. Dan Kyuhyun membuang nafas lega, memalingkan
wajah saat Minji mengernyit.
“Waeyo?” yang
hanya dibalas gelengan singkat dari lelaki itu, dan Minji yang acuh kembali
menikmati sarapan. Tak tampak terganggu ketika Kyuhyun menatapnya.
"Ikat rambutmu dengan
benar, sayang.." melupakan rasa syukur karena
gadisnya masih berpakaian dalam bath up, Kyuhyun meletakkan nampan di tempat semacam meja kecil di samping
Minji. Tak perlu
mengeliling karena tangan panjangnya mampu mencapai benda itu dengan mudah.
Duduk
di belakang gadis itu untuk
merapikan ikatan rambut yang berantakan, meski sebenarnya mengikat rambut
sendiri pun belum pernah Kyuhyun lakukan. Tapi beberapa
kali melihat Minji mengikat
rambut di hadapannya cukuplah membuat Kyuhyun mengerti cara memutar benda
elastis itu.
"Aku kan juga akan
mandi, Kyu~ rambutku pasti akan basah.." dan
gadis itu menatap tidak mengerti Kyuhyun yang membuat rambutnya
lebih rapi.
"Aku tahu, jadi
cepatlah selesaikan mandimu. Kita harus jalan-jalan, kan?"
Mendapat delikan sebal dari
yang kini mendongak untuk menatapnya, "aku belum puas main air, tahu~"
bahkan di musim panas gadis ini selalu menariknya ke pantai atau water park terdekat.
"Lagipula kalau kita
segera jalan-jalan, nanti hari
ini cepat selesai.." menunduk membuat busa mencapai dagu kecilnya, sedang Kyuhyun menatap bingung di belakang.
"Kau kan harus bekerja
lagi besok~" dan berhasil membuat lelaki itu
mengembangkan senyum. Minjinya ini
mana puas bersenang-senang hanya sehari.
"Jadi kau ingin besok
jalan-jalan lagi bersamaku, begitu 'kan?" berjongkok untuk menyamakan
posisi dengan yang nyaman duduk di bath
up, gadis itu mengangguk banyak ketika Kyuhyun mengusap sayang pucak kepalanya.
"Dan besok, dan besok, dan
besoknya lagi~" menatap dengan matanya yang bening, membuat Kyuhyun tak
tahan untuk tertawa kecil.
"Arra, kita akan
melakukannya." tersenyum sebelum meraih nampan di samping gadis itu.
"Sekarang habiskan
sarapanmu, ok?"
"Eum~" membiarkan
tangan tersembunyi di dalam busa karena tenaga lelaki itu lebih bermanfaat, hanya perlu membuka mulut dan
mengunyah saat Kyuhyun lebih telaten menyodorkan makanan. Tersenyum setiap kali
Minji menatapnya.
"Kau harus makan
teratur, jadi tidak sakit.." meski makan banyak pun tak membuat tubuh
gadisnya jadi lebih besar atau sakit akan membuat tubuh itu mengecil, tapi
kesehatan tetap harus diutamakan.
"Aku sudah makan
teratur, Kyu~" mengingat bagaimana lelaki ini
menghubunginya setiap kali waktu makan datang.
"Tapi kau terlalu
malas.. kau seharusnya pergi ke dapur kalau merasa lapar."
Karena yang mengantar
sarapan dan menyuapinya sampai ke kamar mandi begini hanya dilakukan oleh
Kyuhyun. Entah terlalu memanja atau terlalu cinta, Kangin ayahnya bahkan
membiarkan Minji sakit agar berpikir lebih dewasa.
"Arrasseo~" dan anggukan malas itu tak akan menepati keinginan Kyuhyun, memilih diam
saat gadis itu meraih gelas susu dan meminumnya sampai habis.
"Aku tidak tahu kalau
Eomma membeli susu vanilla,"
bahkan yang setiap pagi mewarnai meja makan adalah susu coklat, ibunya tak lagi
menggonta-ganti rasa setelah ayah Minji menolak minum susu stroberi.
"Tentu saja aku yang
belikan~ orang tuamu menertawakanku karena kau kerjai." menatap kesal
Minji yang kini ikut tertawa, membuat Kyuhyun tak bisa memasang wajah sebal
lebih lama. Mata dengan garis melengkung itu selalu membuatnya tersenyum.
"Aku hanya mengucap
asal-asalan, kau saja yang terlalu percaya. Lagipula aku lebih suka susu
coklat." yang membuat Kyuhyun antara menyesal atau sebaliknya, tapi kata lebih bukan berarti Minji tidak suka
susu vanilla, kan?
"Geundae gomawo~ kau
melakukannya untukku~" mendapat senyum yang membuat Kyuhyun tak tahan
mengacak gemas anak rambut itu, menyuapkan stroberi terakhir sebelum mengusap
sayang puncak kepala gadisnya.
"Kita akan segera
jalan-jalan, jadi selesaikan mandimu, arra?"
"Nde~" mengangguk
dan mendapat ciuman di pipi kanan, lelaki itu sangat mirip dengan pelayan jika
sedang memegang nampan. Tersenyum ketika Minji memberinya lambaian tangan.
.
.
Membuka air dari wastafel
untuk membersihkan peralatan makan gadisnya. Rumah tampak sepi saat Kyuhyun
turun, menandakan sang calon mertua sudah pergi untuk bekerja.
Ia pun juga harus bekerja sebenarnya, menghadiri banyak
rapat agar paling tidak satu anak perusahaan dipercayakan kepadanya. Tapi
daripada meninggalkan pujaan hati demi tahta, Kyuhyun lebih memilih
meninggalkan segalanya.
"Aigoo~ yang sudah
sangat siap menjadi kepala rumah tangga." teguran yang berasal dari pintu
dapur, lelaki tinggi dengan lipatan tangan di depan dada.
"Kau datang?"
"Wae? Tidak seperti aku
hidup menumpang di rumahmu, Cho." menjawab sakratis pertanyaan Kyuhyun.
"Ini rumahku, tentu
saja aku berhak pulang. Ck!" dan Kyuhyun sudah cukup hapal tingkah lelaki
itu, Kim Heechul yang entah kenapa begitu membencinya.
"Aku akan keluar
bersama Minji, hyung." setidaknya
syarat utama menjadi
adik ipar yang baik sudah coba dilakukan oleh
Kyuhyun.
"Aku tahu. Kau akan
menculik Minji setiap kali kau muncul di rumah ini." atau mungkin memang
pembawaan Heechul yang tidak pernah santai, selalu berucap dengan nada tak
bersahabat.
"Makan ini."
meletakkan kotak kecil di atas meja makan, "kau akan ke kamar Minji, jadi
berikan itu padanya."
Dan meski tak suka Kyuhyun,
Heechul tetap peduli dengan hubungan adiknya. Memilih pergi daripada melihat
romansa picisan dua orang itu di rumah.
.
.
"Sayang, aku boleh
masuk?" mengetuk pelan pintu yang menyembunyikan si gadis manis. Kyuhyun sudah meminta gadis itu untuk
menyelesaikan mandi, dan melihat barang titipan Heechul membuatnya tidak bisa
menunggu lebih lama.
"Wae, Kyu?" dan gadis itu
membuka pintu dengan rambut berantakan, sama sekali bukan pemandangan yang
buruk karena jelek pun tak pernah ada di kamus gadisnya.
"Tadi oppamu
datang," menyerahkan paper bag
yang segera di sambut gadis itu.
"Lalu dia pergi
lagi?" hal yang bahkan sudah Minji hapal di luar
kepala, terlalu banyak teman untuk hang
out membuat lelaki itu jarang di rumah.
"Ya, dia hanya bertitip
ini padaku." mengusap puncak kepala yang kini menunduk dengan wajah sedih.
"Kka~ kita keringkan
rambutmu. Kita juga harus jalan-jalan, kan?" dan Kyuhyun menuntun gadis
itu menuju meja rias, tak terlihat ada
susunan peralatan make up. Belajar
dari kekasih Myungsoo yang
menyimpan alat make up nya dalam laci
di bawah meja.
Mengusap sayang rambut
sepundak ketika pemiliknya sibuk membuka paper
bag, menampakkan wajah takjub lucu menemukan muffin hangat yang menggiurkan. Tampak menikmati pekerjaan Kyuhyun yang mengeringkan
rambutnya di belakang.
"Dimana kau menyimpan hair dryer?"
Handuk saja tak cukup untuk
menghilangkan basah di rambut wangi itu, mengikuti petunjuk kaki kecil belum
terbungkus kaus untuk
mengambil benda dengan suara memekakkan di dalam lemari kecil.
"Suaranya sangat berisik,
Kyu. Aku tidak suka memakainya."
Beradu tatap melalui kaca
besar di hadapan, Minji hanya perlu duduk manis dan menghabiskan muffin sebagai
permintaan maaf Heechul. Sedang Kyuhyun mulai
menghidupkan benda pengering itu.
"Kau memang tidak boleh
memakai benda ini terlalu sering, nanti rambutmu rusak."
Bahkan rambut yang tak
pernah diwarnai itu seribu kali lebih sehat dari rambut dicat Kyuhyun,
mengeluarkan aroma buah segar seolah ada buah yang sedang matang di atas
kepalanya.
Dan selain bunyi bising dari
mesin pengering, lelaki dengan wajah serius di belakang Minji tampak
menggunakan hair dryer dengan sangat
baik. Membuat gadis itu mengernyit.
"Kau pernah bekerja di
salonnya Sungmin oppa ya, Kyu?" yang membuat lelaki itu segera tersenyum.
"Aniyo."
Pergi ke salon saja hanya
ketika masa orientasi di sekolah menengah, dan mengeringkan rambut sendiri ia lakukan menggunakan kipas angin. Membayangkan sebelumnya
memegang hair dryer untuk Ahra pun ia
tak sudi. Entahlah, mengeringkan rambut Minji seperti mendapat bimbingan langsung dari naluri.
"Cha, selesai~"
Mengembalikan tombol mesin
menjadi off, Minji hanya menjadi penonton dengan wajah imut melihat
Kyuhyun meyimpan hair dryer di tempat
asal. Merasa rambutnya benar-benar
kering dalam sekejap.
"Aigoo~ cantiknya
kekasihku..." menatap yang rambutnya sedang tergerai berantakan. Kyuhyun mengambil sisir,
membalik tubuh kecil itu untuk berhadapan. Bergerak pelan untuk merapikan
rambut lembut kekasihnya.
"Kenapa kau tidak
menggerai rambutmu saja, hm?"
Karena yang dilakukan gadis
itu selama ini adalah menguncir mahkotanya. Meski tak membuat kadar manisnya
berkurang, tapi membiarkan rambut itu tergerai akan membuatnya terlihat lebih
dewasa.
"Aku tidak suka, Kyu,
rasanya gerah dan menyebalkan. Aku tidak mengerti kenapa Sowoo eonni dan eonni-eonni yang lain bisa bertahan dengan rambut
panjang dan tak diikat."
Atau mungkin karena ia yang
terlalu manja, sehingga rambut pun akan menyebalkan jika membuatnya kepanasan
atau menggelitik di leher.
"Lagipula bukankah aku
sudah cantik?" memasang puppy
pada yang kini tersenyum menatapnya. Persetan pada kesan dewasa dan semacamnya,
imut jauh lebih membuat Kyuhyun jatuh cinta.
"Maja, kau yang paling
cantik." mendapat tawa renyah membuat mata sipit itu menyisakan garis
melengkung.
"Cha, sekarang ikat
rambutmu."
Menyerahkan pengikat rambut
di atas meja, Kyuhyun masih belum ahli untuk membiarkan tangannya bereksperimen
dengan rambut hitam itu. Lagipula memperhatikan yang tengah bergelut dengan
ikat rambutnya adalah pemandangan terbaik.
Mengambil kain lembut untuk
membungkus kaki kecil yang mulai terasa
dingin. Tersenyum saat Minji
mengucapkan terima kasih dengan sangat manis.
"Kka." mengangkat
tubuh kecil itu untuk mengajaknya berdiri, memasangkan topi hangat yang melekat
sempurna pada kekasihnya. Membuat Kyuhyun segera menghela nafas.
"Aku selalu jatuh cinta
pada pemandangan ini." menantang mata sipit yang selalu membuat jantungnya
berdegup kencang, Kyuhyun tak merasa
hidupnya seberharga ini sebelumnya. Berhadapan
dengan orang yang sedikit pun tak pernah membuatnya bosan untuk sekadar berbagi
tatap.
"Kenapa kau selalu
membuatku jatuh padamu, hm?" mengusap pipi
lembut tanpa polesan baby powder. Karena bagi
Kyuhyun yang tak begitu percaya kekuatan cinta, rasanya benar-benar gila ia
setunduk ini pada seorang wanita. Melakukan apapun demi melihatnya tersenyum.
"Nan mollasseo."
dan mata bening dengan tatapan polos itu adalah favorit
Kyuhyun.
"Yang ku tahu,
Kyuhyun-ie selalu menuruti semua keinginanku."
Berjinjit untuk melingkarkan
tangan pada leher panjang lelaki itu, spontan membuat yang lebih tinggi
menunduk dan merengkuhnya lebih erat. Kyuhyun bahkan selalu menginginkan ini,
mengurung gadis itu dalam dekapan.
"Aku akan melakukan
segalanya untukmu." kecuali mati atau gadis itu menginginkannya pergi dan
merelakannya bersama orang lain. Itu sungguh hal yang mustahil.
"Gomawo.." bahkan tanpa terima kasih pun Kyuhyun akan
melakukannya dengan senang hati.
"Saranghae."
memejamkan mata dan menyandar nyaman pada yang kini mengangguk kecil, gadis
dengan sweater peach ini sangat
lembut seperti boneka.
"Nado... eumh,
Kyu.."
"Hm?" hanya
menggumam pelan, merasakan jantung mereka berdetak seirama di dalam sana.
"Kapan kita
jalan-jalan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar