Pairing:
Kyuhyun x Minji
Myungsoo x Soowo
.
Genre:
Fluffy
Friendship
.
Rate:
Teenage
.
One take and we tied the eternity
.
.
Prolog
Malam ini Myungsoo pulang
cepat, tapi melihat Soowo masih bekerja keras menyelesaikan gambaran di atas
kertas manhwa–manga jika mengikuti aksara Jepang, niatnya untuk mengejutkan
gadis itu diurungkan.
Melangkah menuju sofa
panjang di tengah rumah, duduk lalu meletakkan kamera di atas meja, di samping
gadis itu, cukup mengejutkan hingga membuatnya menoleh ke belakang.
"Kau sudah
pulang?"
"Ya."
Tangan
panjang Myungsoo tak cukup sulit untuk meraih orange juice di samping tumpukan kertas Soowo, meminumnya sampai
habis, lalu menyandarkan
tubuh dengan mata terpejam, hal yang selalu dilakukan lelaki itu jika terlalu
lelah.
"Oppa.."
Jika
Myungsoo sudah pulang, Soowo tidak akan fokus dengan gambaran, apalagi
mengingat a little plan yang sempat
mereka bicarakan tadi pagi.
"Hm?"
Menjawab
dengan mata masih terpejam, kemudian Myungsoo
diam, mendengarkan gerakan perlahan Soowo sampai gadis itu duduk di sampingnya.
"Kau yakin besok mereka
akan datang?"
Pertanyaan
yang membuat Myungsoo membuka mata, sedikit
memiringkan kepala untuk melihat
wajah berhias tinta Soowo. Efek terlalu lama menggambar, tapi belum patah
semangat untuk menyerah.
"Kau sedang perlu
'inspirasi' kan? Aku juga harus mengirim foto-foto baru pada Woohyun,
akhir-akhir ini dia bilang objek-ku jelek."
Mendengar itu Soowo
mengangguk, "Sungjong sunbaenim juga menagih manhwa romance padaku.." bahkan tadi editor itu menelpon, berteriak
karena Soowo belum menyetor gambarannya minggu ini.
"Kita sedang dalam masa
sulit, ku rasa mereka pasangan yang tepat untuk dijadikan inspirasi."
Merasa perlu
tertawa kecil, akhir-akhir ini karier keduanya memang cukup menyedihkam. Bahkan
Myungsoo masih ingat bagaimana gadis pecinta komik asli negri mereka itu
menangis keras seperti anak kecil, berteriak di kamar mandi karena tidak
mendapat inspirasi.
"Aku sudah menelpon
Kyuhyun, mereka akan datang besok," hanya tinggal jalankan rencana tanpa
sepengetahuan lelaki Cho itu.
"Kau sudah menyiapkan
semuanya, kan?"
"Sudah, aku juga akan
membuat mereka 'tutup mulut' besok." apalagi yang Soowo dengar gadis
Kyuhyun itu suka sekali makanan manis.
"Gadis pandai~"
tapi usapan ringan tangan besar Myungsoo di atas kepalanya saja sudah manis,
menurutnya.
.
.
Berdiri dengan jemari saling
bertaut di depan pintu besar yang tertutup, cukup membuat moody Minji sebal karena sang pintu tak kunjung terbuka untuknya.
"Kyu, orang di rumah
ini kemana? Kenapa sejak tadi dia tidak
membuka pintu untuk kita~?"
Yang lebih tinggi, tentu
saja lebih sabar, hanya tersenyum tipis pada gadisnya, "aku sudah menekan
bel, tunggu sebentar lagi." lagipula selain itu apalagi yang bisa ia
lakukan.
"Tapi ini sudah satu
menit lewat lima detik~" waktu yang teramat
sangat lama bagi kaki kecil itu berdiri seperti orang bodoh di depan pintu.
"Aku harus memencet
bel-nya lebih keras!" ambisi yang cukup kuat, tapi jemari yang masih
digenggam Kyuhyun membuat lelaki itu dengan mudah menahan.
"Jangan lakukan itu,
tidak boleh."
Tidak
seperti Minji harus diberi pelajaran lagi tentang tata krama dan sopan santun,
lagipula tangan pendek itu mana mungkin sanggup mencapai bel.
"Aku lelah berdiri, aku
mau pulang~!"
Rengekan
putus asa bersama pintu yang tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok manusia
tinggi dengan setelan kaus tipis dan celana kain. Cukup tampan dalam balutan
pakaian sederhana, tapi tidak membuka pintu adalah kesan pertama yang membuat
pemilik tubuh atletis itu tetap jelek di mata Minji.
"Oh, kalian sudah
sampai? Maaf, tadi kami masih membersihkan rumah."
Alasan
aneh, adalah yang terlintas di pikiran Minji, tapi Kyuhyun yang mendahului kalimatnya membuat gadis itu bungkam.
"Gwenchana, kami baru
sampai."
Dihadiahi
deathglare serta bibir cemberut dari
Minji, Kyuhyun lupa saja
dengan satu menit lebih lima detik yang membuat kaki kecil kekasihnya terserang kebas.
"Ini kekasihmu?"
Dan
pria jelek di depan pintu menatap Minji dengan mata elang, cukup membuat gadis
itu tersentak kecil. Mendapat anggukan dari Kyuhyun seolah dipersilahkan untuk memperkenalkan diri.
"Anneyonghasseyo, Kang
Minji imnida." kalimat super datar, membungkuk malas membuat dua lelaki
itu tertawa melihatnya.
"Senang berkenalan
denganmu, Minji, namaku Kim Myungsoo."
Myungsoo tersenyum
kecil saat Minji
mengangguk, sama sekali tidak berniat menjabat tangan yang ia ulurkan. Ck, benarkah pesona Myungsoo tidak mempan pada
pemilik pipi gempal itu?
"Ah, kau harus berkenalan
dengan yang satu ini!"
Untuk
kesekian kali kalimat Myungsoo ditanggapi acuh, membuat Kyuhyun mengusap puncak
kepala gadis itu pelan.
Minji bukan gadis tanpa sopan santun sebenarnya, dan sepertinya Kyuhyun memang
harus mengajarkan tata krama pada sang kekasih manis.
Membiarkan Myungsoo
tersenyum maklum lalu memanggil nama seseorang, cukup keras sampai Minji dapat
mendengar sayup-sayup sebuah jawaban dari kejauhan, lalu seseorang yang
berjalan mendekat.
Matanya yang jernih
menangkap jelas sepasang kaki indah berlapis skinny jeans, belum lagi tatanan rambut rapi yang tergerai sampai
di bawah pundak. Benar-benar tipe wanita idaman, menempati peringkat ketiga
setelah ibunya dan Cho Ahra sebagai wanita paling cantik yang pernah Minji
lihat.
"Anneyonghasseyo, Park
Soowo imnida." membungkuk kecil, lalu menampakkan senyum yang membuat Minji memasang wajah
kagum.
"Kka-"
"Soowo eonnie..."
Intrupsi yang membuat Soowo menghentikan kalimat,
cukup terkejut Minji
menyebut namanya, apalagi panggilan ‘unnie’ yang
diucap dengan nada begitu polos.
"Ya, Minji?"
Segera
berbalik dan kembali tersenyum, ia sudah tahu gadis lucu itu namanya Minji, dan
menunda mempersilahkan mereka masuk
mungkin bisa membuat pemilik rambut hitam itu senang.
"Kau tidak akan melepas
Myungsoo oppa karena berselingkuh dengan Kyuhyun, kan?"
.
Bingung adalah kata yang memenuhi pikiran ketika mereka melangkah ke ruang
tamu, berdiri di depan karpet berbulu warna-warni dan sekeranjang besar mainan,
juga kereta api mini di atas rel yang membuat pemilik
mata berbinar di samping Kyuhyun ber-wow ria.
"Ini hadiah atas kedatangan
perdanamu ke rumah kami, Minji."
Kalimat
yang tak hanya membuat Minji menoleh, tapi juga Kyuhyun. Memasang wajah bingung
ketika kekasihnya terkejut menggemaskan.
"Jinjja-yo??"
karena biasanya Minji ke rumah Siwon pun hanya dapat jatah makan, dan gadis itu
suka sekali mainan.
"Maja, semuanya
milikmu."
Bersorak sampai suaranya melengking, lalu melompat kecil dan melepas
genggaman tangan Kyuhyun begitu saja.
Berlari menuju hadiah favoritnya, tak cukup peduli pada Myungsoo dan Soowo yang
tersenyum bersamaan atau Kyuhyun yang masih bingung.
Ini bukan kali pertama Minji
diberi mainan, tapi tidak sebanyak itu. Lagipula, hey, kekasihnya sudah besar,
Kyuhyun saja tidak mau membelikan mobil-mobilan yang ditaksir mata sipit itu
minggu lalu.
"Kau temani Minji saja,
Cho, kameraku masih perlu dibersihkan."
"Aku juga masih harus
memasak di dapur."
Dua tubuh yang menjauh,
meninggalkan Kyuhyun dengan kebingungan tak tuntas dan Minji di atas karpet,
tampak sudah memainkan kereta api mini bisa bergeraknya.
Merasa cukup
aneh. Mereka tamu, tapi pemilik rumah malah sibuk dengan pekerjaan
masing-masing, sama sekali tidak menghiraukan keduanya.
Benar-benar undangan reuni terkonyol
yang pernah Kyuhyun hadiri.
"Kyu, ayo main bersamaku~"
Panggilan
bersama tangan pendek yang dijulurkan, bermaksud menarik tubuh besar Kyuhyun
tapi tidak sampai. Sedang lelaki itu hanya tersenyum, duduk di hadapan sang kekasih yang
menyelamatkan satu persatu mainan dari keranjang, lalu berganti menumpuknya di atas lantai.
"Sayang, jangan
diberantakkan.."
Kyuhyun lupa kapan pernah
mengalami situasi seperti ini, yang jelas kelakuan Minji benar-benar seperti anak umur tujuh tahun. Mengeluarkan semua mainan tanpa
memilih salah satu, bahkan keranjang itu hampir
terbalik akibat ulah tangan hiperaktifnya.
"Oh~ Topi~!"
Mata menatap takjub, lalu tangan kecil Minji
meraih benda melingkar berwarna kuning, sedikit susah
ketika meletakkan benda itu di atas kepala
Kyuhyun. Lelaki itu tinggi, dan ketidak-pekaannya
membuat Minji harus setengah berdiri saat memasangkan topi.
"Kau lucu, Kyu~"
Tertawa
hingga mata sipitnya tenggelam, sedang Kyuhyun hanya diam melihat jemari mungil
itu mencari-cari lebih antusias, takut mood
swing si manis berubah buruk.
"Ini dia.."
Kacamata super mini, tentu saja bagi ukuran wajah boros seperti Kyuhyun.
Berbentuk bulat tanpa lensa, mirip seperti
milik Harry Potter.
"Baby-ya,
don't do it~"
Segera memundurkan tubuh saat
Minji lagi-lagi mendekat, bersama tangkai kacamata yang menghadap ke arahnya.
"Yak, wae~? Kacamatanya
lucu~"
Iya kalau dipakai yang terlalu manis sekelas Minji, tapi kalau itu
Kyuhyun, tidak-tidak, ia masih benci warna pink.
"Andwae.."
Ini
soal kelelakian, apalagi Myungsoo yang mendekat dengan nampan besar, tampak
tersenyum mengejek dari kejauhan. Topi di atas kepala Kyuhyun bermotif bunga-bunga, adalah hal yang pasti
sedang ditertawakan Kim itu dalam hati.
"Minji-ya, kau suka kue
beras?"
Bertanya seolah tak melihat perseteruan kecil itu, lalu meletakkan sang nampan di atas karpet yang masih
kosong.
"Aku suka makan apa
saja, oppa."
Tapi bukan berarti Minji suka makan rumput, Myungsoo harusnya
tidak perlu membayangkan itu.
"Oh, oppa mau main
bersama kami?"
Pertanyaan
yang membuat Myungsoo tersentak kecil, melihat bagaimana nasib Kyuhyun sekarang
membuatnya segera menggeleng.
"Kau main bersama
Kyuhyun saja, ne, oppa masih ada urusan."
Tersenyum
lalu melangkah cukup tergesa, beruntung makanan di atas nampan lebih menarik
perhatian Minji daripada lelaki aneh itu.
"Myungsoo oppa itu
kalau sibuk kenapa menyuruh kita kesini? Soowo eonnie juga.. mereka berdua
aneh."
Bingung,
tapi tidak sampai ke tahap curiga seperti Kyuhyun. Maksudku, Myungsoo dengan
lensa kamera di sudut ruangan dan Soowo bersama aroma masakannya dari dapur. Tidak
seperti mereka adalah keluarga bahagia
lalu Kyuhyun sebagai nanny yang
sedang mengurus Minji.
"Entahlah,
sayang.." dan melihat Myungsoo yang tersenyum pada kameranya, memang apa
yang menarik dari benda persegi itu.
Tapi daripada memperhatikan
Myungsoo, wajah yang tengah menyumpal kue beras itu terlalu menggemaskan untuk
tidak dilihat, membuat Kyuhyun tersenyum sebelum merapat pada sang kekasih.
"Apa rasanya enak?"
Sebenarnya
tanpa ditanya pun Kyuhyun tahu, Myungsoo sering bercerita tentang masakan Soowo
yang seperti koki di restoran bintang
lima. Hanya berharap gadis manisnya
juga bisa memasak, yeah, paling tidak
setelah Kyuhyun berencana menikahinya.
"Yah, baby~"
Kyuhyun memekik
tanpa sadar, tak cukup menyangka Minji akan mendekat dengan gerakan cepat. Duduk
di pangkuannya tanpa permisi, sedang senyum licik muncul di antara mulut yang sibuk mengunyah, sudah memegang kacamata
melecehkan itu di tangan kanan.
"Ck, kau menjatuhkan
harga diriku, honey~"
Sebagai
lelaki sejati tanpa sweet-side, mau
tidak mau Kyuhyun pasrah. Minji yang duduk di atasnya seperti ini jarang
terjadi, dan benda menyebalkan di tangan gadisnya membuat Kyuhyun merutuki diri
yang tidak bisa berkutik. Hanya
berharap Myungsoo tidak sedang
menertawakannya di sudut
sana, dan Kyuhyun
hanya bisa menghela nafas ketika kacamata itu
benar-benar terpasang.
"Haha~ kau sangat lucu,
Kyu~"
Lupakan
perfect, Kyuhyun jelek yang bisa
membuat Minji tertawa jauh lebih sempurna. Belum lagi mata melengkung dan pipi
dua kali lebih gempal itu, membiarkan dada lebar Kyuhyun sebagai peyangga
tangannya yang kecil.
"Baby-ya,"
Panggilan
yang menarik perhatian si manis, menghentikan tawa dan menatap Kyuhyun dengan
matanya yang bening, sedang tangan
panjang lelaki itu sudah melingkar
posesif di pinggang mungilnya.
"Poppo~"
Memajukan
bibir dengan mata tertutup, tapi bukannya menuruti keinginan sang kekasih,
Minji malah mencium pipi besar Kyuhyun, membuat lelaki itu segera membuka mata.
"Bukan pipi,
sayang.."
"Shireo~ memang kau tidak malu pada
Myung oppa?"
Berciuman
tak tahu tempat, beruntung jarak antara mereka dan
Myungsoo cukup jauh, jadi lelaki itu tidak akan
mendengar permintaan gila Kyuhyun.
Membiarkan gadisnya turun
dari pangkuan dan melahap lagi kudapan yang disediakan. Kali ini salad buah, dan Minji tampak lebih lahap
dari sebelumnya. Kyuhyun bahkan disodorkan makanan yang sama, meski makanan itu
dua porsi, tapi berbagi sendok dengan si manis
bukan masalah besar bagi Kyuhyun.
"Joha?"
Adalah
pertanyaan di suapan pertama, Kyuhyun mengangguk sebagai jawaban, lalu kembali menunjuk bibir, tentu saja masih mencoba meminta.
"Yak, kau mesum~!"
Kalimat
yang mungkin terlalu nyaring, Myungsoo sebagai obat nyamuk tanpa asap di sudut
bisa saja kembali tertawa, tapi siapa peduli. Ini Minji yang mengatainya, yang di telinga Kyuhyun selalu
terdengar seperti pujian. Belum lagi tangan mungil yang menutupi bibir itu, ck,
bisa-bisa Kyuhyun tanpa tahu malu menghabisinya di depan Myungsoo.
"Kemarilah, aku ingin
menciummu."
"Yah, mesum! Cho
Kyuhyun mesum~!"
Dan bagi yang menyandar pada
dinding di samping tv, lelaki dengan topi bunga dan kacamata yang tertawa serta
gadis lucu yang berteriak disana benar-benar bukan pasangan normal.
.
Red
velvet adalah yang disajikan Soowo setelah makan siang,
tersenyum saat Minji menatap takjub cake
buatan wanita cantik itu di atas meja, sedang mata dan rambut hitamnya
dipasangi atribut yang sempat melekat pada Kyuhyun.
Lelaki itu melepas topi dan
kacamatanya ketika makan, dan entah dapat dorongan dari mana Minji meraih benda
itu, memakainya hingga yang lain
menatap bingung. Tapi wajah imut yang seribu kali lebih manis siapa yang tidak
suka, bahkan bagi Kyuhyun yang pecemburu,
Myungsoo terlalu sering mencuri pandang pada kekasihnya.
"Kau tidak sedang
berusaha membuat Minjiku obesitas kan, Soowo."
Kritikan
dengan nada ringan, pasalnya gadisnya baru saja menghabiskan banyak makanan,
beberapa menit sebelum makan siang juga, dan sekarang kembali disuguhi kudapan manis.
Bukan
tentang Minji akan gendut, tetapi kadar manis yang bisa-bisa membuat kontrol
Kyuhyun semakin menipis.
"Aniyo, Kyuhyun-ssi,
ini hadiah Minji yang lain.."
"Aku suka semua masakan
Soowo eonnie.. kau diam saja, Kyu, aku harus menghabiskan hadiahku~"
Wajah cemberut diperlihatkan pada Kyuhyun, lalu
meraih antusias piring kecil berisi potongan kue dari Soowo. Melompat girang ketika kue maroon
masuk ke mulut, sedang Soowo hanya tersenyum dan
Kyuhyun sibuk membersihkan sekitar mulut Minji yang katanya belepotan.
"Eonnie harus mencuci
peralatan memasak, kau makan yang lahap, ne.."
Yang
hanya dijawab anggukan patuh, mulut Minji terlalu penuh untuk sekadar menjawab ya.
"Sayang, sudah.. nanti
kau kekenyangan.."
Biar
Kyuhyun tekankan, gadisnya sudah makan terlalu banyak, dan membiarkan Minji
terus melahap makanan hanya akan membuat Kyuhyun dimarahi Heechul, belum lagi
kalau gadis itu mengeluh
sakit perut.
Lagipula Myungsoo dengan
kamera terlalu banyak debu itu entah kemana perginya, mereka berempat harusnya
berkumpul, bercerita tentang banyak hal. Reuni macam apa ini, ck!
"Yak, Kyu~ biarkan aku
menghabiskannya sedikit lagi~" dengan potongan kue yang hampir tersisa
seperempat, sebenarnya seelastis apa perut Minji.
"Andw-"
Bermaksud
menarik piringan kue lebih kuat, tapi bibir tipis yang menempeli bibirnya
berhasil membuat Kyuhyun bungkam. Terlalu singkat, tapi tetap saja red velvet sudah beralih tangan.
"Kau berisik."
Lihat, siapa yang mesum dan
berciuman tak tahu tempat sekarang. Yang jelas kembali melarang Minji menghabiskan kue itu adalah percuma, si manis tetap akan menyumpal mulut, dan Kyuhyun
tidak akan mendapat ‘bungkaman’ lagi.
.
"Kyu.."
Suara yang memanggil, tapi
mata sipit itu sama sekali tidak menoleh, fokus pada susunan lego di hadapan.
Setelah red velvet benar-benar tak
bersisa, Minji
memang meminta kembali ke atas karpet, menemukan satu pack lego yang bisa mereka susun, dan bentuk yang dibangun
gadis itu saat ini adalah rumah.
Entahlah, rumah masa
depannya dengan Kyuhyun mungkin.
"Ya, sayang?"
"Dulu itu, apa Soowo eonnie satu sekolah denganmu dan Myung oppa?"
Pertanyaan
yang membuat Kyuhyun kembali menoleh, kalau diingat-ingat, ini sebenarnya
reuni. Yeah, reuni gila. Tapi bagus
juga karena dua orang itu tidak mengganggu waktu berduannya dengan sang kekasih.
"Ya, dia satu tahun di
bawah kami, dua tahun lebih tua darimu."
Karena
Minji masuk SMA setelah Kyuhyun lulus, beruntung Tuhan cukup baik dengan
mempertemukan keduanya melalui Heechul.
"Jadi, mereka berpacaran sejak SMA?"
"Setahuku iya, tepatnya
saat kami naik ke kelas dua."
Masih
bisa Kyuhyun ingat bagaimana ekspresi antusias bercampur gila Kim Myungsoo
ketika jatuh cinta, sok cool di hadapan Soowo, tapi akan kehilangan fungsi otaknya setelah
berpapasan dengan wanita itu.
"Memang kenapa?"
Minji bukan orang yang suka
mendengar cerita hidup orang lain, tipikal
terlalu moody dan pembosan, bahkan cerita Heechul tentang betapa digilainya Kyuhyun semasa mereka
sekolah tidak pernah didengarkan sampai selesai.
"Ani.. mereka berdua
sudah hidup serumah, Soowo eonnie juga pandai memasak, apa mereka akan segera
menikah?"
Pemilik
wajah manis mendongak, tampak lucu dengan kacamata bulat dan topi bunga di atas kepalanya. Tapi selain kemanisan sang kekasih
yang seolah tanpa batas, Kyuhyun belum tahu apa-apa tentang kelanjutan hubungan
Myungsoo dan Soowo.
"Mungkin iya."
Dua orang itu tidak memberi tahu apapun
tentang kabar bahagia yang mereka rencanakan, dan kembali menatap sang kekasih
membuat Kyuhyun menemukan wajah mengantuk Minji, tampak menutup mata bersama
lego yang mulai jatuh dari tangan.
"Pasti menyenangkan..
jadi Soowo eonnie.."
Entah
menyenangkan dalam hal apa, tapi kalimat tak tuntas Minji tentu saja karena
gadis itu mulai kehilangan pasokan
energi, ini sudah jam tidur siang bagi mata
sipitnya.
"Hey, kau mengantuk?"
mengangguk pun tak sanggup, Kyuhyun harusnya mengerti bagaimana tenaga perlahan
terkuras.
"Kemarilah, duduk bersamaku.”
Sengaja menepuk pelan paha yang kosong, dan Minji tak perlu kalimat
panjang untuk menolak tawaran Kyuhyun. Mendekat dengan senang hati, lalu duduk di atas pangkuan lelaki itu sambil
menyandarkan kepala di dadanya yang bidang.
"..bisa..
memasak.."
Adalah sambungan
kalimat yang sempat terpotong, dan
kesadaran Minji hilang di detik kedua, benar-benar tertidur. Tidak tahu tentang Kyuhyun yang tersenyum
dan mengusap teratur punggung kecilnya.
"Kau juga akan bisa
memasak nanti, untuk menghidupiku dan anak-anak kita."
Bukan
lullaby, Kyuhyun hanya suka Minji
tertidur di pangkuannya, bersama nafas teratur yang memenuhi dada. Menyesap aroma stroberi dari rambut hitam sang kekasih, karena jika sedang terjaga Minji akan menyamakan Kyuhyun dengan anjing peliharaan
Yesung yang suka mengendus.
"Kyuhyun-ah.”
Adalah seruan
dari kejauhan yang membuat Kyuhyun menoleh,
menemukan Myungsoo di sudut dan menatap ke
arahnya, juga tali
kamera yang menggantung
di leher lelaki itu.
"Kau bisa membawanya ke
kamar."
Intrupsi yang
cukup mengganggu. Dilihat dari sudut mana pun Kyuhyun suka
posisinya sekarang, memangku sang kekasih manis dan
mengurungnya dalam dekapan. Tapi sekali lagi, Kyuhyun lupa, mereka masih di rumah teman yang
mengundangnya untuk ‘reuni.’
Perlahan
mengangkat Minji agar tidur
gadisnya tidak terusik, lalu merebahkan si tubuh mungil di sofa panjang. Kamar
terlalu jauh, lagipula Minji akan tetap
tidur di tempat apapun.
Dan Kyuhyun
benar-benar tak tahu tempat, setelah melepas topi dan kacamata pada wajah manis
itu, ia langsung menundukkan kepala. Mencium Minji, tepat di bibir, cukup lama
sebelum benar-benar beralih pada dahi penuh anak rambut sang kekasih.
Persetan pada Myungsoo yang
menghela nafas atau Soowo yang tampak kaget. Kecupan terlalu singkat di meja makan tadi bukan sesuatu yang bisa masuk dalam
kategori cukup.
"Berhenti melakukan hal
yang tidak senonoh pada Minji, Cho Kyuhyun. Itu mengerikan."
Memang
sejak kapan Myungsoo peduli pada kekasih orang lain. Kembali menghela nafas
saat Kyuhyun menoleh dengan tatapan jangan-ganggu-gadisku.
"Kau benar-benar
posesif."
"Semua orang akan
melakukannya jika itu adalah Minji."
Bukan
hanya Heechul dan Kyuhyun, tapi juga Siwon, Yesung, dan pria-pria kesepian lain
yang berpotensi merebut kekasih manisnya.
"Lagipula undangan
reunimu-YAK!! Jadi sejak tadi kau memoto wajah cantik
Minji-ku?!"
.
Kyuhyun tahu fotografer
punya studio khusus, lampu ruangan berwarna merah serta bak kecil berisi air
yang entah apa gunanya. Dan daripada menanyakan hal yang sama sekali tidak
penting, Kyuhyun lebih suka mendengar penjelasan pencurian-objek-ilegal yang
dilakukan si pemilik studio secara langsung.
"Nam Woohyun diangkat
menjadi atasanku sejak tiga bulan
lalu, dan kau tahu sesulit apa memuaskan Fishy Magazine."
Layar
komputer menyala, satu-satunya cahaya berwarna putih. Lagipula selain berbicara
tentang hal-hal yang mengarah ke bisnis, otak dagang Cho itu mana mau peduli
dengan atasan yang cerewet.
"Aku tidak peduli, itu
urusanmu."
Adalah
sisi terburuk yang dimiliki Kyuhyun,
suka membantu teman tapi jika
mendatangkan keuntungan. Selebihnya, sama seperti yang dialami Myungsoo saat
ini, apalagi kalau menyangkut masalah Minji-nya manusia
posesif itu.
"Hanya cepat pindahkan
semua foto curianmu ke ponselku. Jangan disisakan satu pun dan jangan berikan
pada atasan idiotmu itu."
"Kau gila, Cho Kyuhyun,
deadline-ku hari ini."
"Itu masalahmu, Kim
Myungsoo, aku dan kekasihku tidak terlibat."
Memang salah Myungsoo karena tidak memikirkan kemungkinan terburuk,
Cho Kyuhyun itu manusia yang tidak bisa dibodohi. Bahkan meski ia tidak mencuri, Kyuhyun tetap berlaku seperti atasan yang sama sekali tidak memiliki belas kasihan.
"Setelah ini hapus
semua foto Minji-ku dari file-mu. Kau
hanya perlu referensi, kan? Suruh saja modelmu berpose imut."
Karena
wajah Minji terlalu berdosa untuk dibagi, gadis itu sudah menjadi hak milik Kyuhyun. Cukup tidak menyangka hasil tangkapan
Myungsoo ternyata lumayan bagus, apalagi Minji yang menjadi bintang. Memasang
beragam ekspresi
menggemaskan, dan yang menjadi favorit Kyuhyun adalah ketika gadis itu
membuatnya bungkam di meja makan.
"Dia lebih terlihat
seperti anakmu."
Dengan
posisi Minji tertidur di pangkuan Kyuhyun ketika ia mencium puncak kepala gadis
itu. Memang lebih terlihat
seperti anak dan ayah, tapi tentu saja Kyuhyun tidak terima.
"Jangan bercanda. Dia
calon ibu dari anak-anakku."
Lagipula
hanya difoto itu Kyuhyun seperti bapak-bapak, sisanya normal. Entah ia yang
terlalu tua atau Minji yang awet muda, tapi pemilik pipi menggemaskan itu
benar-benar manis. Terlelap dengan tubuh mungil yang terkurung dalam dekapan
Kyuhyun. Tentu saja Kyuhyun bukan pedofil, salahkan postur imut Minji yang
terlalu lucu.
"Okay, cukup."
Segera mematikan
ponsel dan memasukkan benda itu ke dalam saku, bisa-bisa Myungsoo ikut jatuh
cinta jika terus memperhatikan wajah imut kekasihnya.
Melenggang begitu saja tanpa
ucapan terima kasih. Itu balasan karena Myungsoo berani mempermainkan manusia
jenius semacam Kyuhyun. Meski sedikit terselip rasa simpati, tapi tetap saja,
Kyuhyun tidak akan menyewa teman lamanya itu sebagai fotografer pre-wedding.
.
Hal pertama yang Kyuhyun
lihat ketika keluar dari studio Myungsoo adalah Minji yang sudah bangun, duduk
di sofa dengan wajah mengantuk, sedang tangan kecil itu terangkat untuk
mengusap mata.
"Kau sudah bangun,
sayang?"
Jarak
antara Kyuhyun dan sofa gadisnya cukup jauh, beruntung kaki jenjang itu bisa
diandalkan, jadi bisa segera duduk saat Minji mengangguk, mendongak sebelum
bertanya sesuatu.
"Apa kita masih di
rumah Myung oppa dan Soowo eonni?"
Pertanyaan
yang mendapat anggukan dari Kyuhyun, dan Soowo dengan nampan disana membuat
Minji mengurungkan niat untuk kembali bertanya.
"Kau sudah bangun?
Sekarang minumlah, kau pasti akan suka.."
Soowo meletakkan
nampan di atas meja, membuat Kyuhyun dan Minji bisa melihat yang tersaji di
atas benda itu. Adalah teh hijau, bersanding dengan sepiring kecil pancake dan topping stroberi.
"Eonni, aku tidak suka
minum teh.."
Suara
mengantuk yang menggemaskan, dan usapan tangan Kyuhyun di pundak kecil Minji
sama sekali tidak membantu gadis itu mengumpulkan kesadaran.
"Kalau begitu kau harus
mencobanya kali ini, rasanya tidak buruk."
Cairan
hijau di dalam gelas transparan yang terlihat cukup aneh, atau memang mata
sipit Minji yang bermasalah. Tapi selain mengikuti naluri untuk menuruti
perintah Soowo, rasa minuman itu memang tidak begitu buruk.
'Aku
lebih suka susu coklat.'
"Uhm, Soowo eonni,
bisakah aku menumpang mandi?"
Karena tubuh Minji tiba-tiba menjadi gerah
setelah menenggak minumam hijau itu.
.
Minji yang tengah mandi
adalah waktu untuk menciptakan reuni singkat, membiarkan sang kekasih dibawa
pergi Soowo ke lantai atas, sedang Myungsoo tanpa embel-embel kamera mengajak
Kyuhyun menuju balkon rumah. Bercerita tentang banyak hal, lalu tertawa ketika
lelaki itu menyinggung masa lalu.
Ini sudah sore, dan Kyuhyun
harus mengantar Minji pulang. Menanggapi santai candaan Myungsoo meski ia tak
lagi bisa fokus, aroma anggur segar yang menguar membuat keduanya menoleh ke
arah pintu, terkejut bersamaan.
Minji disana, tersenyum
mengembang dengan sweater kebesaran
yang ia dapat entah dari mana. Benar-benar
mengagumkan, sampai Kyuhyun tidak sadar
Myungsoo menatap lebih
terpesona kekasih manisnya, melupakan kekasih sendiri
yang lebih girly.
"Lihat ini, Kyu.. Soowo
eonni memberiku hadiah baju~"
Juga
ember kecil berisi peralatan mandi,
dari sabun cair hingga sikat gigi. Tentu saja membuat gadisnya semakin bahagia,
belum lagi sekeranjang mainan yang sudah Kyuhyun selipkan di bagasi.
"Oppa juga punya hadiah
untukmu, Minji."
"Eonni juga.."
Tangan kecil Minji seketika menjadi penuh, memangku hadiah dadakan dua
orang yang hari ini memperlakukannya cukup berlebihan. Kyuhyun saja belum
pernah memberi hadiah kelewat banyak seperti itu,
apalagi Heechul.
"Jangan berlebihan,
Soowo, Myungsoo, Minji-ku bukan artis."
Terutama
boneka teddy merah muda dari si Kim,
membuat Kyuhyun sedikit merasa bersalah atas perlakuan tanpa belas kasihan
tentang deadline lelaki itu.
"Gwenchana, Minji
pantas menerimanya."
Sekaligus
sebagai ucapan maaf karena telah menjadikan Minji
sebagai objek ilegal, tentu saja tanpa sepengetahuan gadis manis itu.
"Gomawo, oppa, eonni,
kalian berdua sangat baik~"
Senyum
polos yang mengundang senyum dua orang di hadapannya. Kyuhyun juga tersenyum di
samping, menyentuh pipi gempal itu singkat. Gadisnya terlalu polos, sampai
tetap memberikan oversweet smile pada dua manusia yang hari ini
memanfaatkannya.
"Aku ingin bersama
kalian lebih lama, tapi kalau aku pulang ketika Heeppa sudah pulang, Heeppa
akan marah~"
Cemberut
yang membuat tangan menyebalkan Myungsoo mencapai puncak kepala Minji, dan lelaki itu segera tertawa saat Kyuhyun memberikan
tatapan membunuh, tidak terima kekasihnya disentuh.
"Arra.. hati-hati,
ne."
"Datang lagi,
Minji~"
Kalimat yang dibalas
anggukan imut, lalu pamit dengan lambaian tangan bersemangat, hal yang membuat
Kyuhyun dan pasangan di depan mereka kembali tersenyum.
"Kami pergi, Myung.
Kaja, baby."
Bermaksud
menuntun menuju mobil, tapi Minji rupanya masih betah berdiri di tempat,
sehingga Kyuhyun harus menahan langkah.
"Heeppa bilang hanya
pendeta yang boleh mengatakan ini, tapi aku dan Kyuhyun sudah merestui Myung
oppa dan Soowo eonni sebagai suami-istri~"
.
.
Epilog
Sepeninggalan Minji, sepi
adalah yang tergambar. Ditambah dua manusia yang hanya bungkam di atas sofa,
sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Jadi, kau sudah
menemukan inspirasi?"
Myungsoo adalah yang pertama membuka suara, menatap Soowo yang tampak
letih di samping. Memasak dua cake sekaligus masih cukup jarang
dilakukan gadis itu, belum lagi jamuan makan siang serta kue beras.
"Karakter Minji lucu,
dan Kyuhyun dewasa. Sebenarnya kombinasi mereka pas, tapi tidak ada konflik,
Sunggyu sunbaenim tidak suka yang terlalu romantis." dan kalau membahas manhwa, rasa lelah Soowo langsung hilang.
"Mungkin akan ada
beberapa yang perlu ku ubah."
Seperti
Minji yang ternyata tak menyukai teh hijau, orang pertama yang terang-terangan
menolak racikan tangannya.
"Bagaimana dengan
oppa?"
Karena
Kyuhyun sempat berteriak setelah -akhirnya- sadar Minji-nya dijadikan objek, bahkan keduanya sempat berbincang serius
di dalam studio, tidak mustahil kalau Kyuhyun melakukan hal yang mengerikan pada Myungsoo.
"Yah~ dia mengambil
semua gambarku."
Selain
menghela nafas berat, tangan besar Myungsoo ia larikan ke belakang kepala,
enggan menatap Soowo yang memasang wajah
terkejut.
"Aku lupa kalau Kyuhyun
itu posesif. Bahkan meski kita terang-terangan
meminta izin, dia tetap tidak akan
mengizinkan."
Karena
Cho itu tidak akan mau Minji yang
manis terkenal lalu menjadi model, meski tubuh gadis itu pendek, tapi wajah
imutnya benar-benar menjual.
"Lalu..
bagaimana?"
Suara
putus asa yang menyadarkan, Soowo adalah orang nomor satu yang men-support pekerjaan Myungsoo, dan segala masakan hasil tangan berbakat itu adalah
penyemangat yang paling hebat.
"Gwenchana, aku bisa
mengurusnya."
Hanya
minta Jung Soojung agar besok datang lebih awal, jadi pemotretan bisa selesai
sebelum Woohyun dan deadline-nya
sampai.
"Lagipula kau sudah
dapat ispirasi, itu sudah lebih dari cukup."
Perasaan
Soowo saja atau bagaimana, tapi Myungsoo tersenyum terlalu tampan, dengan
tangan yang membawa tubuhnya merapat, tentu saja membuat Soowo seketika
terkejut.
"O-oppa.."
Ini
sama sekali bukan Myungsoo, atau mungkin lelaki itu tengah mencoba berlaku
seperti Kyuhyun, yang dengan suka rela memangku Minji di atas pahanya. Tapi
Myungsoo tidak seperti itu, maksudku, tidak yang suka memamerkan senyum tampan
pembuat kaki Soowo lemas begini.
"Soowo-ya, ayo kita
menikah."
#Author's note:
First of all, I'd like to say thanks a lot to my closest friend because she allowed me to use Park Soowo's cast for this ff, and also Kim Myungsoo as her couple.
Second, this ff dedicated to her and myself, and so for the reader.
Last, Happy Blessed Brithday for uri Jonghun-ie on his special day tomorrow. Hope he can stand as Eternal Superman with Super Junior ♥