Rabu, 23 Agustus 2017

Lens



Pairing:

Kyuhyun x Minji

Myungsoo x Soowo

.

 Genre:

Fluffy
Friendship

.

Rate:

Teenage

.

One take and we tied the eternity

.
.

Prolog

Malam ini Myungsoo pulang cepat, tapi melihat Soowo masih bekerja keras menyelesaikan gambaran di atas kertas manhwa–manga jika mengikuti aksara Jepang, niatnya untuk mengejutkan gadis itu diurungkan.

Melangkah menuju sofa panjang di tengah rumah, duduk lalu meletakkan kamera di atas meja, di samping gadis itu, cukup mengejutkan hingga membuatnya menoleh ke belakang.

"Kau sudah pulang?"

"Ya."

Tangan panjang Myungsoo tak cukup sulit untuk meraih orange juice di samping tumpukan kertas Soowo, meminumnya sampai habis, lalu menyandarkan tubuh dengan mata terpejam, hal yang selalu dilakukan lelaki itu jika terlalu lelah.

"Oppa.."

Jika Myungsoo sudah pulang, Soowo tidak akan fokus dengan gambaran, apalagi mengingat a little plan yang sempat mereka bicarakan tadi pagi.

"Hm?"

Menjawab dengan mata masih terpejam, kemudian Myungsoo diam, mendengarkan gerakan perlahan Soowo sampai gadis itu duduk di sampingnya.

"Kau yakin besok mereka akan datang?"

Pertanyaan yang membuat Myungsoo membuka mata, sedikit memiringkan kepala untuk melihat wajah berhias tinta Soowo. Efek terlalu lama menggambar, tapi belum patah semangat untuk menyerah.

"Kau sedang perlu 'inspirasi' kan? Aku juga harus mengirim foto-foto baru pada Woohyun, akhir-akhir ini dia bilang objek-ku jelek."

Mendengar itu Soowo mengangguk, "Sungjong sunbaenim juga menagih manhwa romance padaku.." bahkan tadi editor itu menelpon, berteriak karena Soowo belum menyetor gambarannya minggu ini.

"Kita sedang dalam masa sulit, ku rasa mereka pasangan yang tepat untuk dijadikan inspirasi."

Merasa perlu tertawa kecil, akhir-akhir ini karier keduanya memang cukup menyedihkam. Bahkan Myungsoo masih ingat bagaimana gadis pecinta komik asli negri mereka itu menangis keras seperti anak kecil, berteriak di kamar mandi karena tidak mendapat inspirasi.

"Aku sudah menelpon Kyuhyun, mereka akan datang besok," hanya tinggal jalankan rencana tanpa sepengetahuan lelaki Cho itu.

"Kau sudah menyiapkan semuanya, kan?"

"Sudah, aku juga akan membuat mereka 'tutup mulut' besok." apalagi yang Soowo dengar gadis Kyuhyun itu suka sekali makanan manis.

"Gadis pandai~" tapi usapan ringan tangan besar Myungsoo di atas kepalanya saja sudah manis, menurutnya.
 
.
.

Berdiri dengan jemari saling bertaut di depan pintu besar yang tertutup, cukup membuat moody Minji sebal karena sang pintu tak kunjung terbuka untuknya.

"Kyu, orang di rumah ini kemana? Kenapa sejak tadi dia tidak membuka pintu untuk kita~?"

Yang lebih tinggi, tentu saja lebih sabar, hanya tersenyum tipis pada gadisnya, "aku sudah menekan bel, tunggu sebentar lagi." lagipula selain itu apalagi yang bisa ia lakukan.

"Tapi ini sudah satu menit lewat lima detik~" waktu yang teramat sangat lama bagi kaki kecil itu berdiri seperti orang bodoh di depan pintu.

"Aku harus memencet bel-nya lebih keras!" ambisi yang cukup kuat, tapi jemari yang masih digenggam Kyuhyun membuat lelaki itu dengan mudah menahan.

"Jangan lakukan itu, tidak boleh."

Tidak seperti Minji harus diberi pelajaran lagi tentang tata krama dan sopan santun, lagipula tangan pendek itu mana mungkin sanggup mencapai bel.

"Aku lelah berdiri, aku mau pulang~!"

Rengekan putus asa bersama pintu yang tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok manusia tinggi dengan setelan kaus tipis dan celana kain. Cukup tampan dalam balutan pakaian sederhana, tapi tidak membuka pintu adalah kesan pertama yang membuat pemilik tubuh atletis itu tetap jelek di mata Minji.

"Oh, kalian sudah sampai? Maaf, tadi kami masih membersihkan rumah."

Alasan aneh, adalah yang terlintas di pikiran Minji, tapi Kyuhyun yang mendahului kalimatnya membuat gadis itu bungkam.

"Gwenchana, kami baru sampai."

Dihadiahi deathglare serta bibir cemberut dari Minji, Kyuhyun lupa saja dengan satu menit lebih lima detik yang membuat kaki kecil kekasihnya terserang kebas.

"Ini kekasihmu?"

Dan pria jelek di depan pintu menatap Minji dengan mata elang, cukup membuat gadis itu tersentak kecil. Mendapat anggukan dari Kyuhyun seolah dipersilahkan untuk memperkenalkan diri.

"Anneyonghasseyo, Kang Minji imnida." kalimat super datar, membungkuk malas membuat dua lelaki itu tertawa melihatnya.

"Senang berkenalan denganmu, Minji, namaku Kim Myungsoo."

Myungsoo tersenyum kecil saat Minji mengangguk, sama sekali tidak berniat menjabat tangan yang ia ulurkan. Ck, benarkah pesona Myungsoo tidak mempan pada pemilik pipi gempal itu?

"Ah, kau harus berkenalan dengan yang satu ini!"

Untuk kesekian kali kalimat Myungsoo ditanggapi acuh, membuat Kyuhyun mengusap puncak kepala gadis itu pelan. Minji bukan gadis tanpa sopan santun sebenarnya, dan sepertinya Kyuhyun memang harus mengajarkan tata krama pada sang kekasih manis.

Membiarkan Myungsoo tersenyum maklum lalu memanggil nama seseorang, cukup keras sampai Minji dapat mendengar sayup-sayup sebuah jawaban dari kejauhan, lalu seseorang yang berjalan mendekat.

Matanya yang jernih menangkap jelas sepasang kaki indah berlapis skinny jeans, belum lagi tatanan rambut rapi yang tergerai sampai di bawah pundak. Benar-benar tipe wanita idaman, menempati peringkat ketiga setelah ibunya dan Cho Ahra sebagai wanita paling cantik yang pernah Minji lihat.

"Anneyonghasseyo, Park Soowo imnida." membungkuk kecil, lalu menampakkan senyum yang membuat Minji memasang wajah kagum.

"Kka-"

"Soowo eonnie..."

Intrupsi yang membuat Soowo menghentikan kalimat, cukup terkejut Minji menyebut namanya, apalagi panggilan unnie yang diucap dengan nada begitu polos.

"Ya, Minji?"

Segera berbalik dan kembali tersenyum, ia sudah tahu gadis lucu itu namanya Minji, dan menunda mempersilahkan mereka masuk mungkin bisa membuat pemilik rambut hitam itu senang.

"Kau tidak akan melepas Myungsoo oppa karena berselingkuh dengan Kyuhyun, kan?"

.

Bingung adalah kata yang memenuhi pikiran ketika mereka melangkah ke ruang tamu, berdiri di depan karpet berbulu warna-warni dan sekeranjang besar mainan, juga kereta api mini di atas rel yang membuat pemilik mata berbinar di samping Kyuhyun ber-wow ria.

"Ini hadiah atas kedatangan perdanamu ke rumah kami, Minji."

Kalimat yang tak hanya membuat Minji menoleh, tapi juga Kyuhyun. Memasang wajah bingung ketika kekasihnya terkejut menggemaskan.

"Jinjja-yo??" karena biasanya Minji ke rumah Siwon pun hanya dapat jatah makan, dan gadis itu suka sekali mainan.

"Maja, semuanya milikmu."

Bersorak sampai suaranya melengking, lalu melompat kecil dan melepas genggaman tangan Kyuhyun begitu saja. Berlari menuju hadiah favoritnya, tak cukup peduli pada Myungsoo dan Soowo yang tersenyum bersamaan atau Kyuhyun yang masih bingung.

Ini bukan kali pertama Minji diberi mainan, tapi tidak sebanyak itu. Lagipula, hey, kekasihnya sudah besar, Kyuhyun saja tidak mau membelikan mobil-mobilan yang ditaksir mata sipit itu minggu lalu.

"Kau temani Minji saja, Cho, kameraku masih perlu dibersihkan."

"Aku juga masih harus memasak di dapur."

Dua tubuh yang menjauh, meninggalkan Kyuhyun dengan kebingungan tak tuntas dan Minji di atas karpet, tampak sudah memainkan kereta api mini bisa bergeraknya.

Merasa cukup aneh. Mereka tamu, tapi pemilik rumah malah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sama sekali tidak menghiraukan keduanya. Benar-benar undangan reuni terkonyol yang pernah Kyuhyun hadiri.

"Kyu, ayo main bersamaku~"

Panggilan bersama tangan pendek yang dijulurkan, bermaksud menarik tubuh besar Kyuhyun tapi tidak sampai. Sedang lelaki itu hanya tersenyum, duduk di hadapan sang kekasih yang menyelamatkan satu persatu mainan dari keranjang, lalu berganti menumpuknya di atas lantai.

"Sayang, jangan diberantakkan.."

Kyuhyun lupa kapan pernah mengalami situasi seperti ini, yang jelas kelakuan Minji benar-benar seperti anak umur tujuh tahun. Mengeluarkan semua mainan tanpa memilih salah satu, bahkan keranjang itu hampir terbalik akibat ulah tangan hiperaktifnya.

"Oh~ Topi~!"

Mata menatap takjub, lalu tangan kecil Minji meraih benda melingkar berwarna kuning, sedikit susah ketika meletakkan benda itu di atas kepala Kyuhyun. Lelaki itu tinggi, dan ketidak-pekaannya membuat Minji harus setengah berdiri saat memasangkan topi.

"Kau lucu, Kyu~"

Tertawa hingga mata sipitnya tenggelam, sedang Kyuhyun hanya diam melihat jemari mungil itu mencari-cari lebih antusias, takut mood swing si manis berubah buruk.

"Ini dia.."

Kacamata super mini, tentu saja bagi ukuran wajah boros seperti Kyuhyun. Berbentuk bulat tanpa lensa, mirip seperti milik Harry Potter.

"Baby-ya, don't do it~" 

Segera memundurkan tubuh saat Minji lagi-lagi mendekat, bersama tangkai kacamata yang menghadap ke arahnya.

"Yak, wae~? Kacamatanya lucu~"

Iya kalau dipakai yang terlalu manis sekelas Minji, tapi kalau itu Kyuhyun, tidak-tidak, ia masih benci warna pink.

"Andwae.."

Ini soal kelelakian, apalagi Myungsoo yang mendekat dengan nampan besar, tampak tersenyum mengejek dari kejauhan. Topi di atas kepala Kyuhyun bermotif bunga-bunga, adalah hal yang pasti sedang ditertawakan Kim itu dalam hati.

"Minji-ya, kau suka kue beras?"

Bertanya seolah tak melihat perseteruan kecil itu, lalu meletakkan sang nampan di atas karpet yang masih kosong.

"Aku suka makan apa saja, oppa."

Tapi bukan berarti Minji suka makan rumput, Myungsoo harusnya tidak perlu membayangkan itu.

"Oh, oppa mau main bersama kami?"

Pertanyaan yang membuat Myungsoo tersentak kecil, melihat bagaimana nasib Kyuhyun sekarang membuatnya segera menggeleng.

"Kau main bersama Kyuhyun saja, ne, oppa masih ada urusan."

Tersenyum lalu melangkah cukup tergesa, beruntung makanan di atas nampan lebih menarik perhatian Minji daripada lelaki aneh itu.

"Myungsoo oppa itu kalau sibuk kenapa menyuruh kita kesini? Soowo eonnie juga.. mereka berdua aneh."

Bingung, tapi tidak sampai ke tahap curiga seperti Kyuhyun. Maksudku, Myungsoo dengan lensa kamera di sudut ruangan dan Soowo bersama aroma masakannya dari dapur. Tidak seperti mereka adalah keluarga bahagia lalu Kyuhyun sebagai nanny yang sedang mengurus Minji.

"Entahlah, sayang.." dan melihat Myungsoo yang tersenyum pada kameranya, memang apa yang menarik dari benda persegi itu.

Tapi daripada memperhatikan Myungsoo, wajah yang tengah menyumpal kue beras itu terlalu menggemaskan untuk tidak dilihat, membuat Kyuhyun tersenyum sebelum merapat pada sang kekasih.

"Apa rasanya enak?"

Sebenarnya tanpa ditanya pun Kyuhyun tahu, Myungsoo sering bercerita tentang masakan Soowo yang seperti koki di restoran bintang lima. Hanya berharap gadis manisnya juga bisa memasak, yeah, paling tidak setelah Kyuhyun berencana menikahinya.

"Yah, baby~"

Kyuhyun memekik tanpa sadar, tak cukup menyangka Minji akan mendekat dengan gerakan cepat. Duduk di pangkuannya tanpa permisi, sedang senyum licik muncul di antara mulut yang sibuk mengunyah, sudah memegang kacamata melecehkan itu di tangan kanan.

"Ck, kau menjatuhkan harga diriku, honey~"

Sebagai lelaki sejati tanpa sweet-side, mau tidak mau Kyuhyun pasrah. Minji yang duduk di atasnya seperti ini jarang terjadi, dan benda menyebalkan di tangan gadisnya membuat Kyuhyun merutuki diri yang tidak bisa berkutik. Hanya berharap Myungsoo tidak sedang menertawakannya di sudut sana, dan Kyuhyun hanya bisa menghela nafas ketika kacamata itu benar-benar terpasang.

"Haha~ kau sangat lucu, Kyu~"

Lupakan perfect, Kyuhyun jelek yang bisa membuat Minji tertawa jauh lebih sempurna. Belum lagi mata melengkung dan pipi dua kali lebih gempal itu, membiarkan dada lebar Kyuhyun sebagai peyangga tangannya yang kecil.

"Baby-ya,"

Panggilan yang menarik perhatian si manis, menghentikan tawa dan menatap Kyuhyun dengan matanya yang bening, sedang tangan panjang lelaki itu sudah melingkar posesif di pinggang mungilnya.

"Poppo~"

Memajukan bibir dengan mata tertutup, tapi bukannya menuruti keinginan sang kekasih, Minji malah mencium pipi besar Kyuhyun, membuat lelaki itu segera membuka mata.

"Bukan pipi, sayang.."

"Shireo~ memang kau tidak malu pada Myung oppa?"

Berciuman tak tahu tempat, beruntung jarak antara mereka dan Myungsoo cukup jauh, jadi lelaki itu tidak akan mendengar permintaan gila Kyuhyun.

Membiarkan gadisnya turun dari pangkuan dan melahap lagi kudapan yang disediakan. Kali ini salad buah, dan Minji tampak lebih lahap dari sebelumnya. Kyuhyun bahkan disodorkan makanan yang sama, meski makanan itu dua porsi, tapi berbagi sendok dengan si manis bukan masalah besar bagi Kyuhyun.

"Joha?"

Adalah pertanyaan di suapan pertama, Kyuhyun mengangguk sebagai jawaban, lalu kembali menunjuk bibir, tentu saja masih mencoba meminta.

"Yak, kau mesum~!"

Kalimat yang mungkin terlalu nyaring, Myungsoo sebagai obat nyamuk tanpa asap di sudut bisa saja kembali tertawa, tapi siapa peduli. Ini Minji yang mengatainya, yang di telinga Kyuhyun selalu terdengar seperti pujian. Belum lagi tangan mungil yang menutupi bibir itu, ck, bisa-bisa Kyuhyun tanpa tahu malu menghabisinya di depan Myungsoo.

"Kemarilah, aku ingin menciummu."

"Yah, mesum! Cho Kyuhyun mesum~!"

Dan bagi yang menyandar pada dinding di samping tv, lelaki dengan topi bunga dan kacamata yang tertawa serta gadis lucu yang berteriak disana benar-benar bukan pasangan normal.

.

Red velvet adalah yang disajikan Soowo setelah makan siang, tersenyum saat Minji menatap takjub cake buatan wanita cantik itu di atas meja, sedang mata dan rambut hitamnya dipasangi atribut yang sempat melekat pada Kyuhyun.

Lelaki itu melepas topi dan kacamatanya ketika makan, dan entah dapat dorongan dari mana Minji meraih benda itu, memakainya hingga yang lain menatap bingung. Tapi wajah imut yang seribu kali lebih manis siapa yang tidak suka, bahkan bagi Kyuhyun yang pecemburu, Myungsoo terlalu sering mencuri pandang pada kekasihnya.

"Kau tidak sedang berusaha membuat Minjiku obesitas kan, Soowo."

Kritikan dengan nada ringan, pasalnya gadisnya baru saja menghabiskan banyak makanan, beberapa menit sebelum makan siang juga, dan sekarang kembali disuguhi kudapan manis.

Bukan tentang Minji akan gendut, tetapi kadar manis yang bisa-bisa membuat kontrol Kyuhyun semakin menipis.

"Aniyo, Kyuhyun-ssi, ini hadiah Minji yang lain.."

"Aku suka semua masakan Soowo eonnie.. kau diam saja, Kyu, aku harus menghabiskan hadiahku~"

Wajah cemberut diperlihatkan pada Kyuhyun, lalu meraih antusias piring kecil berisi potongan kue dari Soowo. Melompat girang ketika kue maroon masuk ke mulut, sedang Soowo hanya tersenyum dan Kyuhyun sibuk membersihkan sekitar mulut Minji yang katanya belepotan.

"Eonnie harus mencuci peralatan memasak, kau makan yang lahap, ne.."

Yang hanya dijawab anggukan patuh, mulut Minji terlalu penuh untuk sekadar menjawab ya.

"Sayang, sudah.. nanti kau kekenyangan.."

Biar Kyuhyun tekankan, gadisnya sudah makan terlalu banyak, dan membiarkan Minji terus melahap makanan hanya akan membuat Kyuhyun dimarahi Heechul, belum lagi kalau gadis itu mengeluh sakit perut.

Lagipula Myungsoo dengan kamera terlalu banyak debu itu entah kemana perginya, mereka berempat harusnya berkumpul, bercerita tentang banyak hal. Reuni macam apa ini, ck!

"Yak, Kyu~ biarkan aku menghabiskannya sedikit lagi~" dengan potongan kue yang hampir tersisa seperempat, sebenarnya seelastis apa perut Minji.

"Andw-"

Bermaksud menarik piringan kue lebih kuat, tapi bibir tipis yang menempeli bibirnya berhasil membuat Kyuhyun bungkam. Terlalu singkat, tapi tetap saja red velvet sudah beralih tangan.

"Kau berisik."

Lihat, siapa yang mesum dan berciuman tak tahu tempat sekarang. Yang jelas kembali melarang Minji menghabiskan kue itu adalah percuma, si manis tetap akan menyumpal mulut, dan Kyuhyun tidak akan mendapat ‘bungkaman’ lagi.

.

"Kyu.."

Suara yang memanggil, tapi mata sipit itu sama sekali tidak menoleh, fokus pada susunan lego di hadapan. Setelah red velvet benar-benar tak bersisa, Minji memang meminta kembali ke atas karpet, menemukan satu pack lego yang bisa mereka susun, dan bentuk yang dibangun gadis itu saat ini adalah rumah.

Entahlah, rumah masa depannya dengan Kyuhyun mungkin.

"Ya, sayang?"

"Dulu itu, apa Soowo eonnie satu sekolah denganmu dan Myung oppa?"

Pertanyaan yang membuat Kyuhyun kembali menoleh, kalau diingat-ingat, ini sebenarnya reuni. Yeah, reuni gila. Tapi bagus juga karena dua orang itu tidak mengganggu waktu berduannya dengan sang kekasih.

"Ya, dia satu tahun di bawah kami, dua tahun lebih tua darimu."

Karena Minji masuk SMA setelah Kyuhyun lulus, beruntung Tuhan cukup baik dengan mempertemukan keduanya melalui Heechul.

"Jadi, mereka berpacaran sejak SMA?"

"Setahuku iya, tepatnya saat kami naik ke kelas dua."

Masih bisa Kyuhyun ingat bagaimana ekspresi antusias bercampur gila Kim Myungsoo ketika jatuh cinta, sok cool di hadapan Soowo, tapi akan kehilangan fungsi otaknya setelah berpapasan dengan wanita itu.

"Memang kenapa?"

Minji bukan orang yang suka mendengar cerita hidup orang lain, tipikal terlalu moody dan pembosan, bahkan cerita Heechul tentang betapa digilainya Kyuhyun semasa mereka sekolah tidak pernah didengarkan sampai selesai.

"Ani.. mereka berdua sudah hidup serumah, Soowo eonnie juga pandai memasak, apa mereka akan segera menikah?"

Pemilik wajah manis mendongak, tampak lucu dengan kacamata bulat dan topi bunga di atas kepalanya. Tapi selain kemanisan sang kekasih yang seolah tanpa batas, Kyuhyun belum tahu apa-apa tentang kelanjutan hubungan Myungsoo dan Soowo.

"Mungkin iya."

Dua orang itu tidak memberi tahu apapun tentang kabar bahagia yang mereka rencanakan, dan kembali menatap sang kekasih membuat Kyuhyun menemukan wajah mengantuk Minji, tampak menutup mata bersama lego yang mulai jatuh dari tangan.

"Pasti menyenangkan.. jadi Soowo eonnie.."

Entah menyenangkan dalam hal apa, tapi kalimat tak tuntas Minji tentu saja karena gadis itu mulai kehilangan pasokan energi, ini sudah jam tidur siang bagi mata sipitnya.

"Hey, kau mengantuk?" mengangguk pun tak sanggup, Kyuhyun harusnya mengerti bagaimana tenaga perlahan terkuras.

"Kemarilah, duduk bersamaku.”

Sengaja menepuk pelan paha yang kosong, dan Minji tak perlu kalimat panjang untuk menolak tawaran Kyuhyun. Mendekat dengan senang hati, lalu duduk di atas pangkuan lelaki itu sambil menyandarkan kepala di dadanya yang bidang.

"..bisa.. memasak.."

Adalah sambungan kalimat yang sempat terpotong, dan kesadaran Minji hilang di detik kedua, benar-benar tertidur. Tidak tahu tentang Kyuhyun yang tersenyum dan mengusap teratur punggung kecilnya.

"Kau juga akan bisa memasak nanti, untuk menghidupiku dan anak-anak kita."

Bukan lullaby, Kyuhyun hanya suka Minji tertidur di pangkuannya, bersama nafas teratur yang memenuhi dada. Menyesap aroma stroberi dari rambut hitam sang kekasih, karena jika sedang terjaga Minji akan menyamakan Kyuhyun dengan anjing peliharaan Yesung yang suka mengendus.

"Kyuhyun-ah.”

Adalah seruan dari kejauhan yang membuat Kyuhyun menoleh, menemukan Myungsoo di sudut dan menatap ke arahnya, juga tali kamera yang menggantung di leher lelaki itu.

"Kau bisa membawanya ke kamar."

Intrupsi yang cukup mengganggu. Dilihat dari sudut mana pun Kyuhyun suka posisinya sekarang, memangku sang kekasih manis dan mengurungnya dalam dekapan. Tapi sekali lagi, Kyuhyun lupa, mereka masih di rumah teman yang mengundangnya untuk reuni.

Perlahan mengangkat Minji agar tidur gadisnya tidak terusik, lalu merebahkan si tubuh mungil di sofa panjang. Kamar terlalu jauh, lagipula Minji akan tetap tidur di tempat apapun.

Dan Kyuhyun benar-benar tak tahu tempat, setelah melepas topi dan kacamata pada wajah manis itu, ia langsung menundukkan kepala. Mencium Minji, tepat di bibir, cukup lama sebelum benar-benar beralih pada dahi penuh anak rambut sang kekasih.

Persetan pada Myungsoo yang menghela nafas atau Soowo yang tampak kaget. Kecupan terlalu singkat di meja makan tadi bukan sesuatu yang bisa masuk dalam kategori cukup.

"Berhenti melakukan hal yang tidak senonoh pada Minji, Cho Kyuhyun. Itu mengerikan."

Memang sejak kapan Myungsoo peduli pada kekasih orang lain. Kembali menghela nafas saat Kyuhyun menoleh dengan tatapan jangan-ganggu-gadisku.

"Kau benar-benar posesif."

"Semua orang akan melakukannya jika itu adalah Minji."

Bukan hanya Heechul dan Kyuhyun, tapi juga Siwon, Yesung, dan pria-pria kesepian lain yang berpotensi merebut kekasih manisnya.

"Lagipula undangan reunimu-YAK!! Jadi sejak tadi kau memoto wajah cantik Minji-ku?!"
 
.

Kyuhyun tahu fotografer punya studio khusus, lampu ruangan berwarna merah serta bak kecil berisi air yang entah apa gunanya. Dan daripada menanyakan hal yang sama sekali tidak penting, Kyuhyun lebih suka mendengar penjelasan pencurian-objek-ilegal yang dilakukan si pemilik studio secara langsung.

"Nam Woohyun diangkat menjadi atasanku sejak tiga bulan lalu, dan kau tahu sesulit apa memuaskan Fishy Magazine."

Layar komputer menyala, satu-satunya cahaya berwarna putih. Lagipula selain berbicara tentang hal-hal yang mengarah ke bisnis, otak dagang Cho itu mana mau peduli dengan atasan yang cerewet.

"Aku tidak peduli, itu urusanmu."

Adalah sisi terburuk yang dimiliki Kyuhyun, suka membantu teman tapi jika mendatangkan keuntungan. Selebihnya, sama seperti yang dialami Myungsoo saat ini, apalagi kalau menyangkut masalah Minji-nya manusia posesif itu.

"Hanya cepat pindahkan semua foto curianmu ke ponselku. Jangan disisakan satu pun dan jangan berikan pada atasan idiotmu itu."

"Kau gila, Cho Kyuhyun, deadline-ku hari ini."

"Itu masalahmu, Kim Myungsoo, aku dan kekasihku tidak terlibat."

Memang salah Myungsoo karena tidak memikirkan kemungkinan terburuk, Cho Kyuhyun itu manusia yang tidak bisa dibodohi. Bahkan meski ia tidak mencuri, Kyuhyun tetap berlaku seperti atasan yang sama sekali tidak memiliki belas kasihan.

"Setelah ini hapus semua foto Minji-ku dari file-mu. Kau hanya perlu referensi, kan? Suruh saja modelmu berpose imut."

Karena wajah Minji terlalu berdosa untuk dibagi, gadis itu sudah menjadi hak milik Kyuhyun. Cukup tidak menyangka hasil tangkapan Myungsoo ternyata lumayan bagus, apalagi Minji yang menjadi bintang. Memasang beragam ekspresi menggemaskan, dan yang menjadi favorit Kyuhyun adalah ketika gadis itu membuatnya bungkam di meja makan.

"Dia lebih terlihat seperti anakmu."

Dengan posisi Minji tertidur di pangkuan Kyuhyun ketika ia mencium puncak kepala gadis itu. Memang lebih terlihat seperti anak dan ayah, tapi tentu saja Kyuhyun tidak terima.

"Jangan bercanda. Dia calon ibu dari anak-anakku."

Lagipula hanya difoto itu Kyuhyun seperti bapak-bapak, sisanya normal. Entah ia yang terlalu tua atau Minji yang awet muda, tapi pemilik pipi menggemaskan itu benar-benar manis. Terlelap dengan tubuh mungil yang terkurung dalam dekapan Kyuhyun. Tentu saja Kyuhyun bukan pedofil, salahkan postur imut Minji yang terlalu lucu.

"Okay, cukup."

Segera mematikan ponsel dan memasukkan benda itu ke dalam saku, bisa-bisa Myungsoo ikut jatuh cinta jika terus memperhatikan wajah imut kekasihnya.

Melenggang begitu saja tanpa ucapan terima kasih. Itu balasan karena Myungsoo berani mempermainkan manusia jenius semacam Kyuhyun. Meski sedikit terselip rasa simpati, tapi tetap saja, Kyuhyun tidak akan menyewa teman lamanya itu sebagai fotografer pre-wedding.

.

Hal pertama yang Kyuhyun lihat ketika keluar dari studio Myungsoo adalah Minji yang sudah bangun, duduk di sofa dengan wajah mengantuk, sedang tangan kecil itu terangkat untuk mengusap mata.

"Kau sudah bangun, sayang?"

Jarak antara Kyuhyun dan sofa gadisnya cukup jauh, beruntung kaki jenjang itu bisa diandalkan, jadi bisa segera duduk saat Minji mengangguk, mendongak sebelum bertanya sesuatu.

"Apa kita masih di rumah Myung oppa dan Soowo eonni?"

Pertanyaan yang mendapat anggukan dari Kyuhyun, dan Soowo dengan nampan disana membuat Minji mengurungkan niat untuk kembali bertanya.

"Kau sudah bangun? Sekarang minumlah, kau pasti akan suka.."

Soowo meletakkan nampan di atas meja, membuat Kyuhyun dan Minji bisa melihat yang tersaji di atas benda itu. Adalah teh hijau, bersanding dengan sepiring kecil pancake dan topping stroberi.

"Eonni, aku tidak suka minum teh.."

Suara mengantuk yang menggemaskan, dan usapan tangan Kyuhyun di pundak kecil Minji sama sekali tidak membantu gadis itu mengumpulkan kesadaran.

"Kalau begitu kau harus mencobanya kali ini, rasanya tidak buruk."

Cairan hijau di dalam gelas transparan yang terlihat cukup aneh, atau memang mata sipit Minji yang bermasalah. Tapi selain mengikuti naluri untuk menuruti perintah Soowo, rasa minuman itu memang tidak begitu buruk.

'Aku lebih suka susu coklat.'

"Uhm, Soowo eonni, bisakah aku menumpang mandi?"

Karena tubuh Minji tiba-tiba menjadi gerah setelah menenggak minumam hijau itu.

.

Minji yang tengah mandi adalah waktu untuk menciptakan reuni singkat, membiarkan sang kekasih dibawa pergi Soowo ke lantai atas, sedang Myungsoo tanpa embel-embel kamera mengajak Kyuhyun menuju balkon rumah. Bercerita tentang banyak hal, lalu tertawa ketika lelaki itu menyinggung masa lalu.

Ini sudah sore, dan Kyuhyun harus mengantar Minji pulang. Menanggapi santai candaan Myungsoo meski ia tak lagi bisa fokus, aroma anggur segar yang menguar membuat keduanya menoleh ke arah pintu, terkejut bersamaan.

Minji disana, tersenyum mengembang dengan sweater kebesaran yang ia dapat entah dari mana. Benar-benar mengagumkan, sampai Kyuhyun tidak sadar Myungsoo menatap lebih terpesona kekasih manisnya, melupakan kekasih sendiri yang lebih girly.

"Lihat ini, Kyu.. Soowo eonni memberiku hadiah baju~"

Juga ember kecil berisi peralatan mandi, dari sabun cair hingga sikat gigi. Tentu saja membuat gadisnya semakin bahagia, belum lagi sekeranjang mainan yang sudah Kyuhyun selipkan di bagasi.

"Oppa juga punya hadiah untukmu, Minji."

"Eonni juga.."

Tangan kecil Minji seketika menjadi penuh, memangku hadiah dadakan dua orang yang hari ini memperlakukannya cukup berlebihan. Kyuhyun saja belum pernah memberi hadiah kelewat banyak seperti itu, apalagi Heechul.

"Jangan berlebihan, Soowo, Myungsoo, Minji-ku bukan artis."

Terutama boneka teddy merah muda dari si Kim, membuat Kyuhyun sedikit merasa bersalah atas perlakuan tanpa belas kasihan tentang deadline lelaki itu.

"Gwenchana, Minji pantas menerimanya."

Sekaligus sebagai ucapan maaf karena telah menjadikan Minji sebagai objek ilegal, tentu saja tanpa sepengetahuan gadis manis itu.

"Gomawo, oppa, eonni, kalian berdua sangat baik~"

Senyum polos yang mengundang senyum dua orang di hadapannya. Kyuhyun juga tersenyum di samping, menyentuh pipi gempal itu singkat. Gadisnya terlalu polos, sampai tetap memberikan oversweet smile pada dua manusia yang hari ini memanfaatkannya.

"Aku ingin bersama kalian lebih lama, tapi kalau aku pulang ketika Heeppa sudah pulang, Heeppa akan marah~"

Cemberut yang membuat tangan menyebalkan Myungsoo mencapai puncak kepala Minji, dan lelaki itu segera tertawa saat Kyuhyun memberikan tatapan membunuh, tidak terima kekasihnya disentuh.

"Arra.. hati-hati, ne."

"Datang lagi, Minji~"

Kalimat yang dibalas anggukan imut, lalu pamit dengan lambaian tangan bersemangat, hal yang membuat Kyuhyun dan pasangan di depan mereka kembali tersenyum.

"Kami pergi, Myung. Kaja, baby."

Bermaksud menuntun menuju mobil, tapi Minji rupanya masih betah berdiri di tempat, sehingga Kyuhyun harus menahan langkah.

"Heeppa bilang hanya pendeta yang boleh mengatakan ini, tapi aku dan Kyuhyun sudah merestui Myung oppa dan Soowo eonni sebagai suami-istri~"

.
.

Epilog

Sepeninggalan Minji, sepi adalah yang tergambar. Ditambah dua manusia yang hanya bungkam di atas sofa, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jadi, kau sudah menemukan inspirasi?"

Myungsoo adalah yang pertama membuka suara, menatap Soowo yang tampak letih di samping. Memasak dua cake sekaligus masih cukup jarang dilakukan gadis itu, belum lagi jamuan makan siang serta kue beras.

"Karakter Minji lucu, dan Kyuhyun dewasa. Sebenarnya kombinasi mereka pas, tapi tidak ada konflik, Sunggyu sunbaenim tidak suka yang terlalu romantis." dan kalau membahas manhwa, rasa lelah Soowo langsung hilang.

"Mungkin akan ada beberapa yang perlu ku ubah."

Seperti Minji yang ternyata tak menyukai teh hijau, orang pertama yang terang-terangan menolak racikan tangannya.

"Bagaimana dengan oppa?"

Karena Kyuhyun sempat berteriak setelah -akhirnya- sadar Minji-nya dijadikan objek, bahkan keduanya sempat berbincang serius di dalam studio, tidak mustahil kalau Kyuhyun melakukan hal yang mengerikan pada Myungsoo.

"Yah~ dia mengambil semua gambarku."

Selain menghela nafas berat, tangan besar Myungsoo ia larikan ke belakang kepala, enggan menatap Soowo yang memasang wajah terkejut.

"Aku lupa kalau Kyuhyun itu posesif. Bahkan meski kita terang-terangan meminta izin, dia tetap tidak akan mengizinkan."

Karena Cho itu tidak akan mau Minji yang manis terkenal lalu menjadi model, meski tubuh gadis itu pendek, tapi wajah imutnya benar-benar menjual.

"Lalu.. bagaimana?"

Suara putus asa yang menyadarkan, Soowo adalah orang nomor satu yang men-support pekerjaan Myungsoo, dan segala masakan hasil tangan berbakat itu adalah penyemangat yang paling hebat.

"Gwenchana, aku bisa mengurusnya."

Hanya minta Jung Soojung agar besok datang lebih awal, jadi pemotretan bisa selesai sebelum Woohyun dan deadline-nya sampai.

"Lagipula kau sudah dapat ispirasi, itu sudah lebih dari cukup."

Perasaan Soowo saja atau bagaimana, tapi Myungsoo tersenyum terlalu tampan, dengan tangan yang membawa tubuhnya merapat, tentu saja membuat Soowo seketika terkejut.

"O-oppa.."

Ini sama sekali bukan Myungsoo, atau mungkin lelaki itu tengah mencoba berlaku seperti Kyuhyun, yang dengan suka rela memangku Minji di atas pahanya. Tapi Myungsoo tidak seperti itu, maksudku, tidak yang suka memamerkan senyum tampan pembuat kaki Soowo lemas begini.

"Soowo-ya, ayo kita menikah."




#Author's note:

First of all, I'd like to say thanks a lot to my closest friend because she allowed me to use Park Soowo's cast for this ff, and also Kim Myungsoo as her couple.

Second, this ff dedicated to her and myself, and so for the reader.

Last, Happy Blessed Brithday for uri Jonghun-ie on his special day tomorrow. Hope he can stand as Eternal Superman with Super Junior

4 komentar: