Jumat, 29 September 2017

Camping


Busy Kyu!

Series 1

.

Cast:
Kyuhyun

Minji

Heechul
 
Etc
.

Genre:

Fluffy

.

Rate:

Teenage

.
.
Cause the best warm place is you

.
.

Reply

Minjikyu

Mianhae, baby-ya, aku tidak bisa ikut. Ada banyak meeting yang harus ku hadiri. Lain kali saja, arra?

Send

Cklek~

"Cho sajangnim."

Secepat pintu dibuka tanpa ketukan, seseorang itu masuk, membuat pemilik ruangan sontak menoleh. Segera membalik ponsel untuk menatap yang kini membungkuk di depan mejanya.

"Park ahjussi, apa rapat akan segera dimulai?"

Kyuhyun bertanya dengan nada bingung, karena setahunya rapat dimulai setengah jam lagi, dan sekretaris kepercayaan ayahnya itu tidak akan datang kalau tidak membawa berita penting.

"Lee Hyukjae dari Jewel Corp, membatalkan pertemuannya hari ini."

"Ye?"

Antara senang atau tidak, karena pembatalan pertemuan artinya pengurangan saham. Tapi dengan begitu Kyuhyun bisa menemui gadisnya, yang ajakan liburannya baru saja ia tolak.

.
.

Tombol shut down adalah yang terakhir ditekan si jemari mungil, memandang sedih bercampur kesal ponsel dengan wallpaper fotonya bersama sang kekasih. Ini sudah kesekian kali ia ditolak, beralasan sibuk dan tak lebih dipentingkan daripada kertas-kertas menyebalkan itu.

"Ini kan akhir pekan~!"

Ponsel dibuang ke sembarang arah, lalu jaket musim dingin dilepas kasar. Memaksa kaki berlari menuju Heechul, segera merampas cola di tangan lelaki itu dan meminumnya dengan cepat, sampai akhirnya tersedak hebat.

"Yak, ada apa denganmu, manis? Kau kan tidak bisa minum soda."

Secepatnya Heechul mengambil alih kaleng minuman, mengusap punggung yang sedang terbatuk keras.

"Gwenchana?"

Adalah pertanyaan ketika Minji kembali berdiri tegak, Heechul harus memiringkan kepala untuk menatap wajah si pendek, sedang gadis itu tampak membersihkan mulut dengan lengan sweater.

"Batalkan saja camping-nya, Heeppa. Aku sudah malas."

Keputusan terlalu mendadak, yang tentu segera mendapat tatapan tidak percaya dari Heechul.

"Kenapa dibatalkan? Kita sudah membangun tenda, teman-temanmu juga sudah-"

Seolah tersadar akan sesuatu, Heechul diam, membungkam mulut untuk berpikir. Kemungkinan tercepat Minji cemberut hanya karena satu hal, yaitu pria terlalu banyak merebut hati gadis manis itu.

"Kyuhyun tidak bisa datang?"

Tebakan yang terlalu benar, dan Minji menjawab dengan bibir tipis yang semakin dimajukan.

"Yak~ tidak ada Kyuhyun kan masih ada Heeppa, Siwon, Donghae, Yesung, dan oppamu yang lain!"

Satu persatu Heechul menyebutkan yang datang, yang beberapa membawa pasangan untuk menjadi teman Minji. Tapi gadis itu menghela nafas, tak terlihat bersemangat, mengangguk pada Heechul pun tanpa niat.

"Nde."

"Kka~ Sekarang kita bergabung dengan yang lain."

Pundak kecil Minji dirangkul erat, lalu anak rambut gadis itu diacak gemas oleh Heechul, membuatnya seketika mengembangkan senyum manis.

Berniat memulai langkah ketika menyadari kedatangan seseorang yang terlambat, dan orang itu menjadi pusat perhatian, terbukti dari para penghuni tenda yang menggerombonginya. Saling menyapa sebelum Siwon tiba-tiba bergeser, membuat Heechul dan Minji dapat melihat wajah itu dengan jelas.

"Itu Kyuhyun, kenapa kau bilang dia tidak datang?"

Heechul menoleh, tapi Minji entah sejak kapan sudah kembali memasang wajah sebal. Membalas tatapan lelaki di tengah gerombolan yang menangkap mata sipitnya dari kejauhan, lalu tersenyum saat Minji mendengus, membuat gadis itu melangkah berlawanan arah, tentu Heechul adalah satu-satunya yang tidak mengerti apa yang terjadi.

"Minji-ya, kau mau kemana?"
 
.
.

Desis antara potongan daging dan panggangan yang bertabrakan terdengar nyaring, membuat Minji meneguk ludah. Memperhatikan super fokus bagaimana Myungsoo membolak-balik daging di sampingnya, tak tampak terganggu dengan kehadiran Minji sebagai penonton.

Heechul dan yang lain duduk di antara meja bundar yang sengaja dibawa, membicarakan hal lucu entah apa. Daripada mendengar lawakan garing oppanya lalu bertabrak tatap dengan tamu terlambat yang sebelumnya mengatakan tidak bisa datang, Minji lebih suka berkutat dengan panggangan.

Lebih tepatnya, Myungsoo yang berkutat dengan panggangan. Status Minji hanya penonton - dan tukang makan.

"Tolong jaga sebentar, Minji, oppa akan datang lagi nanti."

"Nde."

Anggukkan patuh diperlihatkan saat Myungsoo membawa pergi sepiring penuh daging panggang, meninggalkan Minji bersama desisan panggangan yang berangsur mereda. Berdua dengan potongan-potongan daging adalah momen yang paling ditunggu-tunggu si manis, tanpa membuang waktu mengambil sumpit secepat yang ia bisa, lalu menyantap lahap sisa daging yang tertinggal.

Pria berlesung pipi itu mungkin akan memarahinya nanti, tapi siapa peduli, Minji punya Heechul yang selalu membela sekali pun ia salah.

"Bukankah seharusnya tidak melepas jaket di cuaca seperti ini?"

Kalimat bersama jaket tebal yang tiba-tiba disampirkan, tentu membuat Minji seketika tersentak. Didengar dari suara, itu bukan milik Myungsoo atau Heechul, dan Minji menyesal telah menoleh, melihat siapa yang berdiri di samping, memakai jaket serupa dengan tangan yang bersembunyi di dalam saku.

"Udara sangat dingin, kenapa kau melepas jaket?"

"Bukan urusanmu."

Setelah tanpa sadar melebarkan mata, Minji menunduk untuk menghindari tatapan Kyuhyun, ditambah jawaban sok acuh yang membuat lelaki itu mengulum senyum.

Posisi pun rupanya tak boleh terlalu dekat, karena kaki kecil Minji melangkah pelan ke samping, menjaga jarak dengan kekasih sendiri.

Kalau bukan karena daging, gadis itu mungkin sudah kabur sekarang, menyambung merajuk tentang penolakan via pesan singkat beberapa saat lalu.

"Apa barbeque seenak itu?"

Terima kasih pada sumpit di dekat panggangan, karena Kyuhyun lebih mudah meraih daging di atas benda itu. Sejenak tersenyum ketika melirik kecil pada Minji, melihat bagaimana gadis itu bersemangat menyumpal mulut, tidak mustahil kalau si manis sedang lupa tentang alergi yang dideritanya.

"Kau lupa apa yang dikatakan dokter Shin tiga hari yang lalu?"

"Uhuk~!!"

Tidak tahu sejak kapan potongan daging sudah berlalu melewati kerongkongan, pun mata sipit yang tiba-tiba berair. Yang jelas tangan besar manusia yang sedang Minji hindari itu mengusap konsisten di punggungnya yang kecil, menyerahkan segelas air entah dari mana di tengah ocehan.

"Kalau makan itu pelan-pelan, lagipula bukannya kau sudah tidak boleh makan daging, kenapa keras kepala sekali?"

Sisa saus dibersihkan menggunakan jemari, meski Minji masih sedikit batuk dan mengatur nafas. Tak sempat melihat raut tidak habis pikir Kyuhyun, karena beberapa hari lalu punggung tangan Minji dipasangi infus, akibat terlalu banyak menghabiskan porsi besar steak.

Dimarahi habis-habisan oleh Heechul sampai menangis, lalu berjanji di sela isakan untuk tidak mengonsumsi daging lagi. Jika lelaki posesif itu melihat apa yang sedang terjadi kini, bisa-bisa Kyuhyun yang diteriaki.

"Nan gwenchana~!"

Tiba-tiba Kyuhyun di dorong cukup keras, membuat segala aspek yang menyentuh tubuh kecil Minji lepas dari jangkauan. Gadis itu masih kesal mungkin, sampai-sampai mempertahankan wajah cemberut yang terlalu imut. Lagipula Kyuhyun memang menyebalkan, Minji sedang merajuk, bagaimana mungkin lelaki itu menyentuhnya sembarangan.

"Jadi, aku masih belum dimaafkan?"

Minji yang sedang kesal memang selalu menarik untuk digoda, tapi mendapat tatapan sebal berkepanjangan juga bukan berita baik. Hanya bertanya hati-hati tanpa berani mendekat, itu saja sudah mendapat respon seperti yang Kyuhyun bayangkan, wajah manis merengut dan bibir cemberut menggemaskan.

"Kau itu menyebalkan~! Aku benci padamu~!"

Kaki kecil Minji menghentak, lalu melangkah pergi dengan cepat. Sama sekali tak berniat berbalik, karena Kyuhyun juga tak melakukan apapun untuk menahannya. Sengaja diam di tempat memperhatikan kepergian pemilik tubuh kecil yang sedang merajuk hebat, mempertahankan wajah bingung sebelum tertawa tanpa alasan.

Ck, kekasih kekanakannya itu, sedang marah saja masih bisa memasang wajah manis.

"Kau menyebalkan~"

Kyuhyun pikir ia berhalusinasi, tapi lirihan disambung punggung yang tiba-tiba menghangat mengatakan bahwa semuanya adalah nyata. Sejenak menunduk untuk menemukan tangan kecil yang melingkar tak sampai di perut, tapi rengkuhannya tetap terasa erat, seolah pipi gempal itu sedang menempeli punggung lebar Kyuhyun di belakang.

"Sayang?"

"Bogoshippeo."

Cicitan yang hampir tak terdengar, Minji membenamkan wajah pada punggung berlemak Kyuhyun, malu atas ucapan sendiri.

“Nado bogoshippeo.”

Beberapa kali Kyuhyun mengulang kalimat, meski tak bisa lebih nyaring dari yang dilakukan Minji. Semakin tersenyum ketika tangannya menggenggam jemari kecil di atas perut penuh lemak itu, memakai tangan lain untuk membolak-balik panggangan daging.

Tujuan awal Kyuhyun datang adalah untuk menggantikan Myungsoo, mengangguk tanpa pikir dua kali ketika lelaki itu harus meladeni ledekan Heechul karena membawa pacar baru, dan tubuh kecil tanpa penghangat selain sweater green tea di depan panggangan segera memenuhi pandangan Kyuhyun, sengaja menggodanya sampai marah hingga berakhir mendapat back hug.

Kyuhyun ingin berbalik, memberi hukuman pada yang tanpa takut memeluk pinggang lebarnya. Tapi tidak, untuk sekarang, saling diam dan tersenyum sudah lebih dari cukup. Lagipula kekasih manisnya sudah tentu berhenti merajuk, dan Heechul di tengah kursi sana sedang lengah.
 
.
.

Posisi duduk Minji adalah di samping Heechul, mendapat kain hangat dari Siwon setelah ramyun time sebagai makan malam, lalu beberapa kali mengulurkan tangan pada api unggun ciptaan Donghae, tersenyum karena diapit para namja tampan yang tengah bernyanyi.

Minji sengaja tidak duduk di samping Kyuhyun, karena gadis itu tidak akan tahan untuk tidak bermanja pada tubuh besar sang kekasih, sedang Heechul tidak suka skinship mereka. Jadi hanya berbagi senyum, sesekali menunduk malu ketika Kyuhyun menangkap basah mata sipit yang menatapnya.

"Minji-ya, sudah malam. Kaja, kita tidur."

Dari belakang, seseorang menyentuh pundak kecil Minji, membuat gadis itu tersentak, sekaligus mengganggu acara tatap-tatapannya bersama Kyuhyun.

"Huh? Tidur?"

"Sowoo benar, kalian harus tidur. Kka~ mimpi indah, ne."

Setelah jagung bakar dirampas oleh Heechul, kecupan sayang mendarat di puncak kepala Minji, membuat gadis itu ingin protes. Tapi melihat Kyuhyun tiba-tiba bangkit di seberang, Minji segera mengangguk tanpa pikir panjang.

Melangkah pelan membuntuti wanita cantik yang kata Heechul namanya Sowoo, sedang Eunji dan teman Minji yang lain sudah lebih dulu masuk ke dalam tenda, dan pacar Myungsoo di depannya kini berbicara entah apa.

Sejenak menghentikan langkah melihat Kyuhyun berdiri dengan ponsel di telinga, sedang Sowoo tetap berjalan menuju tenda di ujung barat, membuat Minji memilih menghampiri Kyuhyun dengan semangat.

"Kyu."

Adalah panggilan imut ketika Kyuhyun menyimpan ponsel, lalu sedikit terkejut melihat kedatangan Minji.

"Sayang, kau belum tidur?"

Jemari yang lebih kecil diraih, menggenggamnya lembut, sedang pemilik mata sipit hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kau tidak pulang malam ini?"

"Aku free sampai besok."

Kyuhyun tersenyum, membuat Minji melakukan hal yang sama. Setidaknya berhadap-hadapan dengan si manis tidak mengingatkan Kyuhyun tentang jadwal kedatangan Hyukjae dari Jewel Corp yang diinformasikan sekretaris Park beberapa detik lalu.

"Lalu, tendamu dimana?"

Sebelah tangan Kyuhyun terangkat, menunjuk tenda yang cukup dekat dengan api unggun.

"Kau tidur sendiri?"

"Ya, Heechul hyung melarangku bergabung dengan mereka."

Selain karena hitungan pembagian tenda sudah pas, Kyuhyun yang datang terlambat memang tidak termasuk dalam daftar. Lagipula faktanya Heechul memang tidak menyukai Kyuhyun.

"Kau tidurlah, ini sudah larut."

Kembali Kyuhyun menggerakkan tangan, kali ini untuk mengusap sayang puncak kepala Minji, tapi tak begitu mengerti kenapa gadisnya beberapa kali menatap ke kanan kiri.

"Waeyo?"

Cup~!

"Jalja, Kyu."

Tautan jemari dilepas, dan Minji segera berlari cepat menuju tenda, sengaja tak peduli pada Kyuhyun yang akibat kelakuannya. Lelaki itu juga tampak mengulang apa yang dilakukan Minji, menoleh ke kanan dan kiri.

Kemudian tersenyum ketika jemari menyentuh pipi, sekali lagi melirik Heechul yang tengah sibuk bernyanyi. Pantas saja tadi Minji melihat keadaan, lagupula kalau ingin mencium, kenapa tidak dikatakan saja?
 
.
.

Satu persatu kursi di depan api unggun ditinggalkan oleh pemilik, memilih kembali ke tenda dan bergulung di bawah selimut. Malam kian larut, Kyuhyun juga cukup kedinginan sebenarnya, tapi enggan bergerak. Hanya merapatkan jaket dan menatap timbunan kayu yang menjadi abu, terlihat mengeluarkan sedikit asap dari bara yang tersisa.

"Kyuhyun-ah."

Panggilan yang membuat Kyuhyun menoleh, tak cukup menyangka ada yang masih terjaga selain dirinya. Lalu orang itu mengambil posisi di samping kiri, menyodorkan paper cup yang mengeluarkan asap tebal.

"Gomawo, hyung."

Heechul mengangguk, mengecap sedikit kafein untuk menghangatkan tenggorokan.

"Aku senang Minji ceria setelah kau datang."

Bibirnya menyunggingkan senyum, tapi sengaja tidak melirik lawan bicara. Mengingat bagaimana dongsaeng manisnya benar-benar berada dalam mood baik, terutama setelah back hug tidak romantis tadi.

"Rapatku dibatalkan."

"Yeah, ayahmu memang sudah terlalu kaya, kehilangan satu persen saham seharusnya bukan masalah besar."

Heechul tertawa garing, dan Kyuhyun tersenyum menanggapi. Membiarkan suasana berubah hening tanpa berniat memulai pembicaraan.

"Minji berusaha keras untuk hari ini."

Adalah hal yang benar-benar baru detik ini ditangkap telinga Kyuhyun, karena berbicara dengan Yesung atau Siwon tidak membuatnya menemukan jawaban kenapa Minji tiba-tiba mengajak berkemah. Sedang Heechul tampak menerawang di samping, membayangkan apa yang telah dilakukan si manis seminggu terakhir.

"Meski hanya camping kecil-kecilan dan di halaman belakang, tapi dia yang mengurus semuanya. Menelpon Siwon, memaksa Yesung, bahkan sampai meminjam peralatan berkemah pada temannya."

Heechul membantu sedikit, tapi terlalu sering mengeluh. Sama sekali tidak sepadan dengan adik manjanya yang tiba-tiba bersemangat menyusun liburan. Lalu sekelebat ingatan menggelikan muncul, membuat lelaki itu kembali tersenyum.

"Dia bilang kau sudah bekerja terlalu keras, jadi pasti perlu refreshing, makanya dia benar-benar marah saat tahu kau tidak bisa datang."

Bahkan langsung memutuskan untuk membatalkan camping. Jika Kyuhyun benar-benar tidak datang, mood gadis itu pasti sangat buruk sampai sekarang.

"Benar-benar lucu."

Semua orang tahu fakta itu, dan menurut Heechul, Kyuhyun adalah manusia gila bekerja paling beruntung. Ia sebagai saudara tua saja tidak pernah diberi kejutan manis semacam liburan kecil, sesibuk apapun Heechul menyusun jadwal hang out.

"Aku sungguh tak habis pikir menanyakan ini, tapi..." jeda sejenak, hal yang membuat Kyuhyun menoleh menunggu kalimat Heechul.

"Kau tidak akan menyakitinya, kan?"

Karena bagi Heechul, atau bagi siapapun yang mengenal dan mengetahui sosok peri kecil itu, melihatnya menangis sama dengan membangun neraka di dunia.

.
.

Matras tipis digelar, lalu tubuh besar Kyuhyun duduk di atas benda itu, sebelum menjatuhkan kepala di atas jaket cadangan sebagai bantal. Dingin dari tanah di bawah punggung cukup menusuk, tapi kantuk tetap belum menjemput, meski berada di dalam tenda lebih menghindarkan tubuh dari kebekuan.

Kopi pemberian Heechul sengaja ditinggal di luar, karena Kyuhyun memang bukan penyandang caffeine addict, kopi maupun green tea. Selain wine, Minji-nya tidak akan suka Kyuhyun kecanduan kafein lalu menjadi kerempeng seperti Yesung.

Srek... Srek...

Sejenak merasa ada yang bergerak di sekitar tenda, nyatanya membuat Kyuhyun semakin enggan menutup mata. Ditambah puluhan lampu dari rumah besar gadisnya di depan sana yang cukup sebagai penyumbang asupan cahaya.

Srek... Srek...

Kyuhyun menajamkan pandangan, baru sadar pintu tenda seolah bergerak di ujung kaki, pun curiga terhadap sesuatu yang terasa mendekat.

"Kyu."

Suara bersama wajah yang tiba-tiba berada atas Kyuhyun, membuat lelaki itu sejenak menahan nafas, tapi yang ditatap tetap mempertahankan wajah polos.

"Kyu~"

Lengan Kyuhyun disentuh oleh jemari mungil, menggerakkannya dengan wajah yang sudah berubah kesal. Lalu ketika lelaki itu bangkit, senyum di bibir tipis Minji seketika kembali.

"Sayang, kenapa ada disini?"

Kyuhyun bertanya dengan nada pelan, cukup takut ada yang menyadari kekasih manisnya masih terjaga. Karena meski tenda berjarak jauh dari milik Heechul, lelaki itu bisa saja mendengar mereka lalu membunuh Kyuhyun.

Semakin bingung melihat mata sipit Minji masih bersinar, meski sedikit banyak tampak tenggelam dan samar dalam kegelapan. Apalagi ketika gadis itu menyingkirkan jaket yang dilipat Kyuhyun asal, menggantikan benda itu dengan bantal empuk dan menyibak selimut.

"Aku tidak suka tidur dengan mereka, Kyu, Sowoo unni mendengkur~"

Sebagian selimut disampirkan pada kaki Kyuhyun, lalu Minji menjatuhkan kepala di atas bantal, menatap tidak mengerti pria tampan yang membalas tatapannya dengan wajah bingung.

"Kau tidak ingin tidur bersamaku?"

Polos sekali, lagipula jika terganggu karena dengkuran, bukankah lelaki di sampingnya itu adalah raja mendengkur?

"Bukan begitu, sayang. Tapi, kenapa kesini? Kau kan bisa ke rumah, disana lebih hangat."

Kyuhyun menjatuhkan kepala di atas bantal, tepat menghadap Minji. Lalu karena berhadapan adalah hal yang selalu menyenangkan, gadis itu turut berbalik menghadap Kyuhyun.

"Kalau aku tidur di rumah, berarti aku tidak sedang camping. Lagipula, aku takut~ Heeppa tidur di tendanya, dan ahjumonie masih di Daegu."

Cemberut kecil, orang tua Minji jangan ditanya sedang dimana. Tak jauh gila bekerjanya dengan Kyuhyun, menghadiri rapat yang menurut gadis itu sangat tidak penting, karena menyita waktu bermanjanya dengan keluarga.

"Dan kalau aku kedinginan, aku kan.. bisa memelukmu~"

Malu-malu Minji mendekat, membenam wajah untuk memeluk kecil tubuh besar Kyuhyun. segera tersenyum karena lelaki itu cukup peka, mengulurkan tangan hingga Minji dapat merebahkan kepala di atas lengannya.

"Jadi, kau kesini ingin tidur bersamaku atau ingin memelukku?"

"Both~"

Rengkuhan itu mengerat, Kyuhyun memeluk pundak si manis di belakang. Sama sekali tak ingin memberi celah, persetan pada Heechul. Gadis terlalu manis ini jelas merindukannya, dan Kyuhyun lebih dari itu.

Menarik selimut untuk menutupi pundak kecil Minji, lalu memeluk pundak kecil favoritnya lagi. Tersenyum saat nafas gadis itu terasa menggelitik di ceruk leher.

"I'm so miss you."

Hanya mengucap apa yang sejak tadi ia tahan. Heechul memang perantara bagi mereka, tapi terlalu nyata menjadi penghalang. Memeluk gadisnya saja tidak boleh, peraturan macam apa itu.

"Nado~"

"Mianhae, aku sempat mengecewakanmu dengan mengatakan tidak bisa datang."

Kyuhyun memang seharusnya menghadiri rapat, tapi agenda besarnya bersama Lee Hyukjae yang dibatalkan sepihak membuat lelaki itu memiliki waktu lenggang. Segera meralat pesan yang terlanjur dikirim setelah sekretaris Park datang membawakan berita, tapi Minji yang tiba-tiba tidak bisa dihubungi membuat Kyuhyun cukup frustasi.

"Sebenarnya, kau sangat menyebalkan hari ini~"

Suara kecil bersama kebiasaan cemberut yang tidak bisa dihilangkan, dan kepala yang mendongak membuat Kyuhyun memundurkan kepala untuk dapat mata sipit Minji.

"Tapi, karena kau datang, jadi kau dimaafkan."

Mengakhiri kalimat dengan senyum terlalu manis, tidak seperti wajah polos itu sedang mengundang Kyuhyun untuk menciumnya.

"Apa ini semua untukku?"

Tentang camping, karena ucapan Heechul mengenai Kyuhyun yang menjadi alasan Minji tiba-tiba ingin berkemah cukup memenuhi pikiran lelaki itu.

"Nde~ kau itu selalu sibuk."

Minji mengangguk, membiarkan tangan lebar Kyuhyun mengusap sayang puncak kepalanya. Jangankan dinner berdua, sekadar menyapa melalui pesan singkat saja sudah bisa dihitung dengan jari.

"Ku pikir karena ini akhir pekan, jadi akan lebih mudah mengajakmu jalan-jalan. Sebenarnya aku tidak begitu suka camping, tapi aku senang kau mau datang."

Meski sempat dibuat kesal karena Kyuhyun lagi-lagi menolak, tapi memeluk lelaki sehangat boneka teddy super besar pemberian kekasih terlalu sibuknya itu membuat Minji tak bisa berlama-lama marah. Malah semakin membuat mood-nya naik karena dikurung dalam kungkungan hangat.

"Gomawo."

Ucapan Kyuhyun mendapat anggukan begitu manis, tapi wajah itu tiba-tiba berubah bingung, menatap Kyuhyun dengan mata sipit penasaran.

"Tapi, bagaimana kau tahu camping ini untukmu?"

Pertanyaan yang hanya dijawab dengan senyum tampan, dan jika bibir Kyuhyun sudah mendarat di atas dahi penuh anak rambut Minji, gadis itu tidak akan bisa berkutik. Hanya menunduk untuk menyembunyikan semburat di pipi, sedang Kyuhyun tersenyum menang melihat semu merah itu.

"Sudah malam, tidurlah."
  
Karena besok mereka masih harus menghadapi Heechul, entah apa yang akan dilakukan lelaki itu jika tahu Minji tidur di tenda Kyuhyun. Yang jelas, senyum manis dan anggukan lucu gadis itu cukup sebagai pendatang mimpi indah.

"Jalja, Kyu."
 
.
.

Hawa dingin semakin menyusup melalui celah tenda, membuat tubuh kecil dalam rengkuhan Kyuhyun meringkuk kedinginan. Lantas membuat lelaki itu mengeratkan dekapan pada si manis, mencium sekali lagi puncak kepala yang hari ini seharum buah raspberry.

Setelah kedatangan tamu tengah malam, Kyuhyun semakin tidak bisa tidur. Membiarkan pikiran berkeliaran, tentang bagaimana ia menemukan gadis itu, sampai menyusun rencana pertunangan yang seharusnya sudah lama dilaksanakan.

Sejenak merogoh saku jaket dengan tangan yang bebas, lalu mengeluarkan kotak kecil berwarna maroon, dan benda itu dibuka, benda melingkar pipih segera memenuhi pandangan.

Minji marah besar saat Kyuhyun terlambat tadi siang, lebih dulu mematikan ponsel tanpa tahu Kyuhyun menghubungi gadis itu berulang kali. Mencoba mengatakan kalau ia harus lebih dulu ke Jewel Industrion untuk mengambil cincin mereka.

"Terima kasih karena sudah hadir di hidupku."

Pengikat nyata sudah Kyuhyun sematkan pada jari manis sang kekasih, tinggal menentukan waktu untuk bersumpah di hadapan Tuhan. Persetan dengan acara keluarga dan tamu dari perusahaan, mereka jelas baru saja bertunangan.

Hanya tinggal memaksa Heechul untuk menyetujui mereka besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar