Busy Kyu!
Series 1
.
Cast:
Kyuhyun
Minji
Heechul
Etc
.
Genre:
Fluffy
.
Rate:
Teenage
.
.
‘Cause the best warm place is you
.
.
Reply
Minjikyu
Mianhae,
baby-ya, aku tidak bisa ikut. Ada banyak meeting yang harus ku hadiri. Lain
kali saja, arra?
Send
Cklek~
"Cho sajangnim."
Secepat pintu
dibuka tanpa ketukan, seseorang itu masuk, membuat pemilik ruangan sontak menoleh. Segera membalik ponsel untuk menatap yang
kini membungkuk di depan mejanya.
"Park ahjussi, apa
rapat akan segera dimulai?"
Kyuhyun bertanya
dengan nada bingung, karena setahunya rapat dimulai setengah jam lagi, dan
sekretaris kepercayaan ayahnya itu tidak akan datang kalau tidak membawa berita
penting.
"Lee Hyukjae dari Jewel
Corp, membatalkan pertemuannya hari ini."
"Ye?"
Antara senang atau tidak,
karena pembatalan pertemuan artinya pengurangan saham. Tapi dengan begitu
Kyuhyun bisa menemui gadisnya, yang ajakan liburannya baru saja ia tolak.
.
.
Tombol shut down adalah yang terakhir ditekan si jemari mungil, memandang
sedih bercampur kesal ponsel dengan wallpaper
fotonya bersama sang kekasih. Ini sudah kesekian kali ia ditolak, beralasan
sibuk dan tak lebih dipentingkan daripada kertas-kertas menyebalkan itu.
"Ini kan akhir pekan~!"
Ponsel dibuang ke sembarang arah, lalu jaket musim
dingin dilepas kasar. Memaksa kaki berlari menuju Heechul, segera merampas cola di tangan lelaki itu dan meminumnya dengan cepat, sampai akhirnya tersedak hebat.
"Yak, ada apa denganmu,
manis? Kau kan tidak bisa minum soda."
Secepatnya Heechul mengambil
alih kaleng minuman, mengusap punggung yang sedang terbatuk keras.
"Gwenchana?"
Adalah
pertanyaan ketika Minji
kembali berdiri tegak, Heechul harus memiringkan kepala
untuk menatap wajah si pendek, sedang gadis itu tampak
membersihkan mulut dengan lengan sweater.
"Batalkan saja camping-nya, Heeppa. Aku sudah
malas."
Keputusan
terlalu mendadak, yang tentu segera mendapat tatapan tidak percaya dari
Heechul.
"Kenapa dibatalkan? Kita sudah membangun tenda, teman-temanmu
juga sudah-"
Seolah
tersadar akan sesuatu, Heechul diam, membungkam mulut untuk berpikir.
Kemungkinan tercepat Minji cemberut hanya
karena satu hal, yaitu pria
terlalu banyak merebut hati gadis manis itu.
"Kyuhyun tidak bisa
datang?"
Tebakan yang
terlalu benar, dan Minji menjawab dengan bibir tipis yang
semakin dimajukan.
"Yak~ tidak ada Kyuhyun
kan masih ada Heeppa, Siwon, Donghae, Yesung, dan oppamu yang lain!"
Satu persatu Heechul
menyebutkan yang datang, yang beberapa membawa pasangan untuk menjadi teman
Minji. Tapi gadis itu menghela nafas,
tak terlihat bersemangat, mengangguk pada Heechul pun tanpa niat.
"Nde."
"Kka~ Sekarang kita bergabung dengan yang lain."
Pundak
kecil Minji dirangkul erat, lalu anak rambut gadis itu
diacak gemas oleh Heechul, membuatnya seketika mengembangkan senyum manis.
Berniat
memulai langkah ketika menyadari kedatangan seseorang yang
terlambat, dan orang itu menjadi pusat perhatian, terbukti dari para penghuni tenda yang menggerombonginya.
Saling menyapa sebelum Siwon tiba-tiba bergeser, membuat Heechul dan Minji dapat melihat wajah itu
dengan jelas.
"Itu Kyuhyun, kenapa kau bilang dia tidak datang?"
Heechul menoleh, tapi Minji entah sejak kapan sudah kembali memasang
wajah sebal. Membalas tatapan lelaki di
tengah gerombolan yang menangkap mata sipitnya dari kejauhan, lalu tersenyum saat Minji mendengus, membuat gadis itu melangkah berlawanan arah, tentu Heechul adalah
satu-satunya yang tidak mengerti apa yang terjadi.
"Minji-ya, kau mau
kemana?"
.
.
Desis antara potongan daging
dan panggangan yang
bertabrakan terdengar nyaring, membuat Minji meneguk ludah. Memperhatikan super
fokus bagaimana Myungsoo
membolak-balik daging di sampingnya, tak tampak terganggu dengan kehadiran
Minji sebagai penonton.
Heechul dan yang lain duduk
di antara meja bundar yang sengaja dibawa, membicarakan hal lucu entah apa. Daripada
mendengar lawakan garing oppanya lalu bertabrak tatap dengan tamu terlambat
yang sebelumnya mengatakan tidak bisa datang, Minji lebih suka berkutat dengan
panggangan.
Lebih tepatnya, Myungsoo yang berkutat dengan panggangan. Status Minji hanya penonton - dan tukang makan.
"Tolong jaga sebentar,
Minji, oppa akan datang lagi nanti."
"Nde."
Anggukkan patuh diperlihatkan saat Myungsoo membawa pergi
sepiring penuh daging panggang, meninggalkan Minji bersama desisan panggangan yang berangsur mereda. Berdua dengan potongan-potongan
daging adalah momen yang paling ditunggu-tunggu si manis, tanpa membuang waktu mengambil sumpit secepat yang ia bisa, lalu menyantap
lahap sisa daging yang tertinggal.
Pria berlesung
pipi itu mungkin akan memarahinya nanti, tapi siapa peduli, Minji punya Heechul yang selalu membela sekali pun ia salah.
"Bukankah seharusnya
tidak melepas jaket di cuaca seperti ini?"
Kalimat bersama jaket tebal yang tiba-tiba disampirkan, tentu
membuat Minji seketika tersentak. Didengar dari suara, itu bukan milik
Myungsoo atau Heechul, dan Minji menyesal telah menoleh, melihat
siapa yang berdiri di
samping, memakai jaket serupa dengan tangan yang
bersembunyi di dalam saku.
"Udara sangat dingin,
kenapa kau melepas jaket?"
"Bukan urusanmu."
Setelah tanpa
sadar melebarkan mata, Minji menunduk untuk menghindari tatapan Kyuhyun, ditambah jawaban sok acuh yang membuat lelaki itu mengulum
senyum.
Posisi pun
rupanya tak boleh terlalu dekat, karena kaki kecil Minji melangkah pelan ke samping, menjaga jarak
dengan kekasih sendiri.
Kalau
bukan karena daging, gadis itu mungkin
sudah kabur sekarang, menyambung merajuk tentang penolakan via pesan singkat beberapa saat lalu.
"Apa barbeque seenak
itu?"
Terima kasih
pada sumpit di dekat panggangan, karena Kyuhyun lebih mudah meraih daging di atas benda itu. Sejenak tersenyum
ketika melirik kecil pada Minji, melihat bagaimana gadis itu bersemangat menyumpal mulut, tidak
mustahil kalau si manis sedang lupa tentang alergi yang dideritanya.
"Kau lupa apa yang
dikatakan dokter Shin tiga hari yang lalu?"
"Uhuk~!!"
Tidak tahu
sejak kapan potongan daging sudah berlalu melewati kerongkongan, pun mata
sipit yang tiba-tiba berair. Yang jelas tangan
besar manusia yang sedang Minji hindari itu mengusap konsisten di
punggungnya yang kecil, menyerahkan segelas air entah dari mana di tengah ocehan.
"Kalau makan itu
pelan-pelan, lagipula bukannya kau sudah tidak boleh makan daging, kenapa keras kepala sekali?"
Sisa
saus dibersihkan menggunakan jemari, meski Minji masih sedikit batuk dan mengatur nafas. Tak sempat melihat raut tidak habis pikir Kyuhyun, karena beberapa hari
lalu punggung tangan Minji dipasangi
infus, akibat terlalu banyak
menghabiskan porsi besar steak.
Dimarahi habis-habisan oleh
Heechul sampai menangis, lalu berjanji
di sela isakan untuk tidak mengonsumsi daging lagi. Jika lelaki posesif itu melihat apa yang sedang terjadi kini, bisa-bisa Kyuhyun yang diteriaki.
"Nan gwenchana~!"
Tiba-tiba
Kyuhyun di dorong cukup keras, membuat segala aspek yang menyentuh tubuh kecil
Minji lepas dari jangkauan. Gadis itu masih kesal mungkin, sampai-sampai mempertahankan
wajah cemberut yang terlalu imut. Lagipula Kyuhyun memang menyebalkan, Minji sedang merajuk, bagaimana
mungkin lelaki itu menyentuhnya sembarangan.
"Jadi, aku masih belum
dimaafkan?"
Minji yang sedang kesal memang selalu
menarik untuk digoda, tapi mendapat tatapan sebal
berkepanjangan juga bukan
berita baik. Hanya bertanya
hati-hati tanpa berani mendekat, itu saja sudah
mendapat respon seperti yang Kyuhyun bayangkan, wajah manis merengut dan bibir cemberut
menggemaskan.
"Kau itu menyebalkan~! Aku benci padamu~!"
Kaki kecil Minji menghentak, lalu melangkah pergi
dengan cepat. Sama sekali tak
berniat berbalik, karena
Kyuhyun juga tak melakukan
apapun untuk menahannya. Sengaja diam di tempat memperhatikan
kepergian pemilik tubuh kecil
yang sedang merajuk hebat, mempertahankan wajah bingung sebelum tertawa tanpa
alasan.
Ck, kekasih kekanakannya
itu, sedang marah saja masih bisa memasang wajah manis.
"Kau menyebalkan~"
Kyuhyun pikir ia berhalusinasi, tapi lirihan disambung punggung yang tiba-tiba menghangat mengatakan bahwa semuanya adalah nyata. Sejenak menunduk untuk menemukan tangan kecil yang
melingkar tak sampai di perut, tapi rengkuhannya tetap terasa erat, seolah pipi gempal itu sedang
menempeli punggung lebar Kyuhyun di belakang.
"Sayang?"
"Bogoshippeo."
Cicitan yang hampir tak
terdengar, Minji membenamkan wajah pada punggung berlemak Kyuhyun, malu atas ucapan
sendiri.
“Nado
bogoshippeo.”
Beberapa kali
Kyuhyun mengulang kalimat, meski tak bisa lebih
nyaring dari yang dilakukan Minji.
Semakin tersenyum ketika tangannya
menggenggam jemari kecil di atas perut penuh lemak itu, memakai tangan lain untuk membolak-balik
panggangan daging.
Tujuan awal
Kyuhyun datang adalah
untuk menggantikan Myungsoo, mengangguk tanpa pikir dua kali ketika lelaki itu
harus meladeni ledekan Heechul karena membawa pacar baru, dan tubuh kecil tanpa
penghangat selain sweater green tea di depan panggangan segera memenuhi
pandangan Kyuhyun, sengaja menggodanya sampai marah hingga berakhir mendapat back hug.
Kyuhyun ingin
berbalik, memberi hukuman pada yang tanpa takut memeluk pinggang lebarnya. Tapi
tidak, untuk sekarang, saling diam dan tersenyum sudah lebih dari cukup. Lagipula kekasih manisnya sudah tentu berhenti merajuk, dan Heechul di tengah kursi sana sedang lengah.
.
.
Posisi duduk Minji
adalah di samping Heechul, mendapat kain
hangat dari Siwon setelah ramyun time
sebagai makan malam, lalu beberapa kali mengulurkan tangan pada api unggun
ciptaan Donghae, tersenyum karena diapit para namja tampan yang tengah
bernyanyi.
Minji
sengaja tidak duduk di samping Kyuhyun, karena gadis itu tidak akan tahan untuk
tidak bermanja pada tubuh besar sang kekasih, sedang Heechul tidak suka skinship mereka. Jadi hanya berbagi senyum,
sesekali menunduk malu ketika Kyuhyun menangkap
basah mata sipit yang menatapnya.
"Minji-ya, sudah malam. Kaja, kita
tidur."
Dari
belakang, seseorang menyentuh
pundak kecil Minji,
membuat gadis itu tersentak, sekaligus mengganggu acara tatap-tatapannya bersama
Kyuhyun.
"Huh? Tidur?"
"Sowoo benar, kalian
harus tidur. Kka~ mimpi indah, ne."
Setelah jagung
bakar dirampas oleh Heechul,
kecupan sayang mendarat di puncak
kepala Minji, membuat gadis itu ingin protes. Tapi melihat Kyuhyun tiba-tiba
bangkit di seberang, Minji segera
mengangguk tanpa pikir panjang.
Melangkah pelan membuntuti wanita cantik yang kata Heechul namanya
Sowoo, sedang Eunji dan teman Minji yang lain sudah lebih dulu masuk ke dalam tenda, dan pacar Myungsoo di depannya kini berbicara entah apa.
Sejenak
menghentikan langkah melihat Kyuhyun berdiri dengan ponsel di
telinga, sedang Sowoo tetap berjalan menuju tenda di ujung barat, membuat Minji memilih menghampiri Kyuhyun dengan semangat.
"Kyu."
Adalah
panggilan imut ketika Kyuhyun menyimpan ponsel, lalu sedikit terkejut melihat kedatangan Minji.
"Sayang, kau belum
tidur?"
Jemari yang
lebih kecil diraih, menggenggamnya lembut, sedang
pemilik mata sipit hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kau tidak pulang malam
ini?"
"Aku free sampai besok."
Kyuhyun tersenyum,
membuat Minji melakukan hal yang sama. Setidaknya berhadap-hadapan dengan si manis tidak mengingatkan Kyuhyun tentang jadwal
kedatangan Hyukjae dari Jewel Corp yang diinformasikan sekretaris Park beberapa
detik lalu.
"Lalu, tendamu dimana?"
Sebelah tangan Kyuhyun
terangkat, menunjuk tenda yang cukup dekat dengan api unggun.
"Kau tidur
sendiri?"
"Ya, Heechul hyung melarangku bergabung dengan mereka."
Selain karena
hitungan pembagian tenda sudah pas, Kyuhyun yang datang terlambat memang tidak
termasuk dalam daftar. Lagipula faktanya Heechul memang tidak menyukai Kyuhyun.
"Kau tidurlah, ini
sudah larut."
Kembali Kyuhyun menggerakkan tangan, kali ini untuk mengusap sayang
puncak kepala Minji, tapi tak begitu
mengerti kenapa gadisnya beberapa kali menatap ke kanan kiri.
"Waeyo?"
Cup~!
"Jalja, Kyu."
Tautan jemari
dilepas, dan Minji segera berlari cepat menuju tenda, sengaja tak peduli pada Kyuhyun yang akibat kelakuannya. Lelaki itu juga tampak mengulang apa yang dilakukan Minji, menoleh ke kanan dan kiri.
Kemudian tersenyum
ketika jemari menyentuh
pipi, sekali lagi melirik Heechul yang tengah sibuk bernyanyi. Pantas saja tadi Minji melihat keadaan, lagupula kalau ingin mencium, kenapa
tidak dikatakan saja?
.
.
Satu persatu kursi di depan
api unggun ditinggalkan oleh pemilik, memilih kembali ke tenda dan bergulung di
bawah selimut. Malam kian larut, Kyuhyun juga cukup kedinginan sebenarnya, tapi
enggan bergerak. Hanya merapatkan jaket dan menatap timbunan kayu yang menjadi
abu, terlihat mengeluarkan sedikit asap dari bara yang tersisa.
"Kyuhyun-ah."
Panggilan yang membuat Kyuhyun menoleh, tak cukup menyangka ada yang
masih terjaga selain dirinya. Lalu orang itu mengambil
posisi di samping kiri,
menyodorkan paper cup yang mengeluarkan
asap tebal.
"Gomawo, hyung."
Heechul
mengangguk, mengecap sedikit kafein untuk menghangatkan
tenggorokan.
"Aku senang Minji ceria
setelah kau datang."
Bibirnya
menyunggingkan senyum, tapi sengaja tidak melirik
lawan bicara. Mengingat bagaimana dongsaeng
manisnya benar-benar berada dalam mood
baik, terutama setelah back hug tidak romantis tadi.
"Rapatku
dibatalkan."
"Yeah,
ayahmu memang
sudah terlalu kaya, kehilangan satu persen saham seharusnya bukan masalah
besar."
Heechul tertawa garing, dan
Kyuhyun tersenyum menanggapi. Membiarkan suasana berubah hening tanpa berniat
memulai pembicaraan.
"Minji berusaha keras
untuk hari ini."
Adalah
hal yang benar-benar baru detik ini ditangkap telinga Kyuhyun, karena berbicara dengan Yesung atau Siwon tidak membuatnya menemukan
jawaban kenapa Minji tiba-tiba mengajak berkemah. Sedang Heechul tampak
menerawang di samping,
membayangkan apa yang telah dilakukan si manis
seminggu terakhir.
"Meski hanya camping kecil-kecilan dan di halaman
belakang, tapi dia yang mengurus semuanya. Menelpon Siwon, memaksa Yesung,
bahkan sampai meminjam peralatan berkemah pada temannya."
Heechul membantu sedikit,
tapi terlalu sering mengeluh. Sama sekali tidak sepadan dengan adik manjanya
yang tiba-tiba bersemangat menyusun liburan. Lalu sekelebat ingatan menggelikan muncul, membuat lelaki itu kembali tersenyum.
"Dia bilang kau sudah
bekerja terlalu keras, jadi pasti perlu refreshing,
makanya dia benar-benar marah saat tahu kau tidak bisa datang."
Bahkan langsung memutuskan
untuk membatalkan camping. Jika
Kyuhyun benar-benar tidak datang, mood
gadis itu pasti sangat buruk sampai sekarang.
"Benar-benar lucu."
Semua orang
tahu fakta itu, dan menurut Heechul, Kyuhyun adalah manusia gila bekerja paling
beruntung. Ia sebagai saudara tua saja tidak pernah diberi kejutan manis
semacam liburan kecil, sesibuk apapun Heechul menyusun jadwal hang out.
"Aku sungguh tak habis
pikir menanyakan ini, tapi..." jeda sejenak, hal yang membuat Kyuhyun menoleh menunggu kalimat
Heechul.
"Kau tidak akan
menyakitinya, kan?"
Karena
bagi Heechul, atau bagi siapapun yang mengenal dan
mengetahui sosok peri kecil itu, melihatnya menangis sama dengan membangun neraka di dunia.
.
.
Matras tipis digelar, lalu tubuh besar Kyuhyun duduk
di atas benda itu, sebelum menjatuhkan kepala di atas jaket
cadangan sebagai bantal. Dingin dari tanah di
bawah punggung cukup menusuk, tapi kantuk tetap
belum menjemput, meski berada di dalam tenda lebih menghindarkan tubuh dari kebekuan.
Kopi pemberian Heechul sengaja ditinggal di luar, karena Kyuhyun memang bukan penyandang
caffeine addict, kopi
maupun green tea. Selain wine, Minji-nya
tidak akan suka Kyuhyun kecanduan kafein lalu menjadi kerempeng seperti Yesung.
Srek... Srek...
Sejenak merasa ada yang bergerak di
sekitar tenda, nyatanya membuat Kyuhyun semakin enggan menutup mata. Ditambah
puluhan lampu dari rumah besar gadisnya di depan sana yang cukup sebagai penyumbang
asupan cahaya.
Srek... Srek...
Kyuhyun menajamkan
pandangan, baru sadar pintu tenda
seolah bergerak di ujung kaki, pun curiga terhadap sesuatu yang terasa mendekat.
"Kyu."
Suara
bersama wajah yang tiba-tiba berada atas
Kyuhyun, membuat lelaki itu sejenak
menahan nafas, tapi yang ditatap tetap
mempertahankan wajah polos.
"Kyu~"
Lengan
Kyuhyun disentuh oleh jemari mungil,
menggerakkannya dengan wajah yang sudah berubah kesal. Lalu ketika lelaki itu
bangkit, senyum di bibir tipis Minji seketika kembali.
"Sayang, kenapa ada
disini?"
Kyuhyun bertanya
dengan nada pelan, cukup takut ada yang menyadari
kekasih manisnya masih terjaga. Karena meski tenda berjarak jauh dari milik Heechul, lelaki itu
bisa saja mendengar mereka lalu membunuh Kyuhyun.
Semakin bingung melihat mata sipit Minji masih bersinar,
meski sedikit banyak tampak tenggelam dan samar dalam kegelapan. Apalagi ketika
gadis itu menyingkirkan jaket yang dilipat Kyuhyun asal,
menggantikan benda itu dengan bantal empuk dan menyibak selimut.
"Aku tidak suka tidur
dengan mereka, Kyu, Sowoo unni mendengkur~"
Sebagian
selimut disampirkan pada kaki Kyuhyun, lalu
Minji menjatuhkan kepala di atas bantal, menatap tidak mengerti pria tampan
yang membalas tatapannya dengan wajah bingung.
"Kau tidak ingin tidur
bersamaku?"
Polos
sekali, lagipula jika terganggu karena dengkuran, bukankah lelaki di sampingnya
itu adalah raja mendengkur?
"Bukan begitu, sayang. Tapi, kenapa
kesini? Kau kan bisa ke rumah, disana lebih hangat."
Kyuhyun
menjatuhkan kepala di atas bantal, tepat menghadap Minji. Lalu karena berhadapan adalah hal yang selalu
menyenangkan, gadis itu turut berbalik menghadap Kyuhyun.
"Kalau aku tidur di
rumah, berarti aku tidak sedang camping.
Lagipula, aku takut~
Heeppa tidur di tendanya, dan
ahjumonie masih di Daegu."
Cemberut kecil, orang tua
Minji jangan ditanya sedang dimana. Tak jauh gila bekerjanya dengan Kyuhyun, menghadiri
rapat yang menurut gadis itu sangat tidak penting,
karena menyita waktu bermanjanya dengan keluarga.
"Dan kalau aku
kedinginan, aku kan.. bisa
memelukmu~"
Malu-malu Minji mendekat,
membenam wajah untuk memeluk kecil tubuh besar Kyuhyun. segera tersenyum karena lelaki itu cukup peka, mengulurkan tangan hingga
Minji dapat merebahkan kepala di atas lengannya.
"Jadi, kau kesini ingin tidur bersamaku atau ingin memelukku?"
"Both~"
Rengkuhan itu mengerat,
Kyuhyun memeluk pundak si manis di
belakang. Sama sekali tak ingin memberi celah, persetan pada Heechul. Gadis terlalu
manis ini jelas merindukannya, dan Kyuhyun lebih dari itu.
Menarik selimut untuk
menutupi pundak kecil Minji, lalu memeluk pundak kecil favoritnya lagi.
Tersenyum saat nafas gadis itu terasa menggelitik di ceruk leher.
"I'm
so miss you."
Hanya mengucap apa yang sejak tadi ia
tahan. Heechul memang perantara bagi mereka, tapi terlalu nyata menjadi
penghalang. Memeluk
gadisnya saja tidak boleh, peraturan macam apa itu.
"Nado~"
"Mianhae, aku sempat
mengecewakanmu dengan mengatakan
tidak bisa datang."
Kyuhyun memang seharusnya
menghadiri rapat, tapi agenda besarnya bersama Lee Hyukjae yang dibatalkan
sepihak membuat lelaki itu memiliki waktu lenggang. Segera meralat pesan yang
terlanjur dikirim setelah sekretaris
Park datang membawakan berita, tapi Minji yang tiba-tiba
tidak bisa dihubungi membuat Kyuhyun cukup frustasi.
"Sebenarnya, kau sangat menyebalkan hari ini~"
Suara kecil
bersama kebiasaan cemberut yang tidak bisa dihilangkan, dan kepala yang
mendongak membuat Kyuhyun memundurkan kepala untuk dapat mata sipit Minji.
"Tapi, karena kau datang, jadi kau dimaafkan."
Mengakhiri
kalimat dengan senyum terlalu
manis, tidak seperti wajah polos itu sedang mengundang Kyuhyun untuk
menciumnya.
"Apa ini semua
untukku?"
Tentang camping, karena ucapan
Heechul mengenai Kyuhyun
yang menjadi alasan Minji tiba-tiba ingin berkemah cukup memenuhi pikiran lelaki itu.
"Nde~ kau itu selalu
sibuk."
Minji mengangguk, membiarkan tangan lebar Kyuhyun mengusap sayang puncak
kepalanya. Jangankan dinner berdua,
sekadar menyapa melalui pesan singkat saja sudah bisa dihitung dengan jari.
"Ku pikir karena ini
akhir pekan, jadi akan lebih mudah mengajakmu jalan-jalan. Sebenarnya aku tidak
begitu suka camping, tapi aku senang
kau mau datang."
Meski sempat dibuat kesal
karena Kyuhyun lagi-lagi menolak, tapi memeluk lelaki sehangat boneka teddy super besar pemberian kekasih terlalu sibuknya itu membuat
Minji tak bisa berlama-lama marah. Malah semakin membuat mood-nya naik karena dikurung dalam kungkungan hangat.
"Gomawo."
Ucapan Kyuhyun
mendapat anggukan begitu manis, tapi wajah itu tiba-tiba berubah bingung, menatap Kyuhyun dengan mata
sipit penasaran.
"Tapi, bagaimana kau
tahu camping ini untukmu?"
Pertanyaan yang hanya
dijawab dengan senyum
tampan, dan jika bibir Kyuhyun sudah mendarat di atas dahi penuh anak rambut
Minji, gadis itu tidak akan bisa berkutik.
Hanya menunduk untuk menyembunyikan semburat
di pipi, sedang Kyuhyun tersenyum menang melihat semu merah itu.
"Sudah malam,
tidurlah."
Karena besok
mereka masih harus menghadapi Heechul, entah apa yang akan dilakukan lelaki itu jika tahu Minji tidur di tenda Kyuhyun. Yang jelas, senyum manis dan
anggukan lucu gadis itu cukup sebagai pendatang mimpi indah.
"Jalja, Kyu."
.
.
Hawa dingin semakin
menyusup melalui celah tenda, membuat
tubuh kecil dalam rengkuhan Kyuhyun meringkuk kedinginan. Lantas membuat lelaki itu
mengeratkan dekapan pada si manis, mencium sekali lagi puncak kepala yang hari ini seharum buah raspberry.
Setelah kedatangan
tamu tengah malam, Kyuhyun semakin tidak bisa tidur. Membiarkan pikiran berkeliaran, tentang bagaimana
ia menemukan gadis itu, sampai menyusun rencana pertunangan yang seharusnya sudah lama dilaksanakan.
Sejenak merogoh saku jaket dengan tangan
yang bebas, lalu
mengeluarkan kotak kecil berwarna maroon, dan benda itu dibuka,
benda melingkar pipih segera memenuhi pandangan.
Minji marah besar saat
Kyuhyun terlambat tadi siang, lebih
dulu mematikan ponsel tanpa tahu Kyuhyun menghubungi gadis itu berulang kali.
Mencoba mengatakan kalau ia harus lebih dulu
ke Jewel Industrion untuk mengambil cincin mereka.
"Terima kasih karena
sudah hadir di hidupku."
Pengikat nyata sudah Kyuhyun
sematkan pada jari manis sang
kekasih, tinggal menentukan waktu
untuk bersumpah di hadapan Tuhan. Persetan dengan acara keluarga dan tamu dari
perusahaan, mereka jelas baru saja
bertunangan.
Hanya tinggal memaksa Heechul untuk menyetujui mereka besok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar